Di era digital saat ini, aktivitas mendongeng sudah banyak ditinggalkan oleh orang tua untuk anaknya. Sejak bangun tidur hingga tidur di malam hari, kebanyakan orang tua masa kini lebih suka memberikan anaknya permainan dari gawai seperti ponsel atau tablet. Padahal, tidak banyak kebajikan yang diajarkan dari permainan digital tersebut dibandingkan dari dongeng. Akibat lainnya, ikatan emosional antara anak dan orang tua juga kian renggang.
Untuk mengembalikan tradisi mendongeng, Ikatan Pustakawan Indonesia (IPI) Provinsi Sulawesi Selatan dan Kompas Gramedia kantor cabang Makassar menggelar kegiatan "Workshop Mendongeng bagi Orang Tua, Guru, dan Pengelola Perpustakaan". Kegiatan ini dilaksanakan di Aula Perpustakaan Multimedia Provinsi Sulawesi Selatan yang dibagi dalam dua angkatan. Angkatan I (pertama) berlangsung pada hari Selasa tanggal 5 Mei 2015 dan Angkatan II berlangsung pada hari Kamis tanggal 28 Mei 2015.
Pada Angkatan I, panitia mengundang pendongeng dari Kota Surabaya, Kartika Nita, atau yang dikenal dengan Kak Nit-Nit. Sedangkan untuk Angkatan II, Panitia menghadirkan pendongeng lokal, Sese Lawing atau Kak Rae yang juga sebagai perwakilan dari Kampung Dongeng Jakarta.
Seluruh peserta yang hadir sangat antusias menyimak materi yang dibawakan oleh narasumber. Menurut panitia pelaksana, kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan kembali budaya mendongeng di tengah-tengah masyarakat, karena kekuatan dongeng dapat membentuk karakter anak dan menumbuhkan minat baca sejak dini.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR