Presiden Tunisia Beji Caid Essebsi, Sabtu (4/7/2015), menetapkan status darurat di negeri itu menyusul serangan maut di kota wisata Sousse yang menewaskan 38 orang turis asing.
Presiden Essebsi mengatakan ancaman aksi teror yang berkelanjutan membuat negeri itu kini menghadapi "kondisi perang".
"Akibat risiko terorisme, dan dalam konteks regional, serta menyebarnya terorisme, kami memutuskan untuk menetapkan situasi darurat," kata Essebsi dalam pidato yang disiarkan televisi.
"Ancaman yang terus berlanjut mengakibatkan negeri ini berada dalam situasi perang di mana kita harus menggunakan semua kemampuan yang dibutuhkan," lanjut Essebsi.
Sebelumnya Tunisia mencabut status darurat pada Maret 2014 yang diberlakukan sejak tergulingnya diktator Zine El Abedine Ben Ali pada 2011.
Peryataan status darurat ini menyusul pemecatan sejumlah pejabat tinggi Tunisia, termasuk gubernur Sousse, setelah insiden pembantaian di pantai tersebut. Demikian penjelasan seorang asisten perdana menteri Tunisia.
"Sama halnya ketika terjadi kegagalan dalam sektor keamanan, maka dipasikan terdapat kegagalan politik," ujar penasihat komunikasi perdana menteri, Dhafer Neji.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR