Stupko-Lubczynska ada di sana sebagai bagian dari upaya yang sungguh-sungguh dan berkelanjutan ekspedisi Polandia-Mesir untuk membersihkan dan memulihkan dinding-dinding kuil yang rusak. Sebelum para konservasionis membersihkan gambar-gambar itu, Stupko-Lubczynska dan tim juru gambar menghabiskan ratusan jam antara tahun 2006 dan 2013 mendokumentasikan dinding-dinding kapel itu dengan tangan, menyalin ukiran-ukiran dinding pada lembaran film plastik dengan skala satu banding satu.
"Kami harus mengulangi proses yang dilakukan oleh para pemahat, menggambar semua garis mereka, menduplikasi langkah-langkah mereka," kata Stupko-Lubczynska seperti dikutip dari Science.
Baca Juga: Kuil Matahari yang Hilang Selama 4.500 Tahun Ditemukan di Mesir
Dalam proses duplikasi tersebut, Stupko-Lubczynska mengidentifikasi detail-detail kecil pada batu kapur halus kapel, termasuk goresan-goresan pahat yang kikuk dan koreksi selanjutnya.
"Karena kami memiliki begitu banyak gambar dengan detail berulang, kami dapat membandingkan detail dan pengerjaannya," ujar Stupko-Lubczynska. "Jika Anda melihat cukup banyak dari pahatan-pahatan itu, mudah untuk melihat ketika seseorang melakukannya dengan benar."
Perlahan-lahan, Stupko-Lubczynska dan rekan-rekannya mulai melihat variasi halus dalam apa yang tampak seperti sekumpulan gambar potong-dan-tempel (cut-and-paste). Beberapa gambar tampak lebih buruk, ada bagian-bagian yang tampak dipahat sembarangan, bukan oleh ahlinya.
Analisis juga menunjukkan bahwa pembuatan ukiran dan pahatan gambar-gambar itu adalah upaya tim yang dilakukan secara bertahap oleh para seniman yang berbeda. Stupko-Lubczynska dan rekan-rekan penelitinya telah melaporkan temuan itu di jurnal Antiquity.
"Bagian wig bisa sangat bagus, dan pada sosok yang sama, wajahnya sempurna," katanya. "Mungkin pengrajin ahli datang di akhir untuk menyelesaikan gambar-gambar tersebut." Tanpa cahaya alami di aula yang luas dan tak berjendela, pasti ada juga asisten-asisten yang memegang lampu minyak yang berkerumun di perancah.
Baca Juga: Penemuan Jasad Bangsawan Khuwy: Sejarah Mumi Mesir Perlu Ditulis Ulang
Sang master berfokus pada tugas yang paling menantang sambil mendelegasikan bagian latar belakang, karakter pendukung, dan pekerjaan persiapan kepada para pemahat yang baru berlatih. Bukti bahwa tangan yang lebih terampil mengoreksi kesalahan par pemula menunjukkan bahwa bahkan kuil firaun itu dipandang sebagai tempat berlatih para pemahat pemula.
"Anda memiliki tangan-tangan yang lebih berpengalaman di samping tangan-tangan yang kurang berpengalaman," kata Laboury. "Sang master sedang melatih murid-murid magang di tempat itu."
"Studi ini benar-benar menambah pemahaman kita tentang keahlian dan cara para seniman kuno ini bekerja," kata Gabriele Pieke, ahli Mesir Kuno di Reiss-Engelhorn Museum di Mannheim, Jerman. Dia dan yang lainnya berharap tampilan di balik layar di kapel Hatshepsut akan membantu meningkatkan profil para seniman terampil yang bertanggung jawab atas begitu banyak hal yang kita kagumi di banyak makam dan kuil Mesir kuno.
Source | : | Science,Antiquity |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR