7. GPS-Baik yang Ada di Kamera ataupun Smartphones
Di India, sebuah aplikasi bernama Hejje resmi diluncurkan. Hejje memungkinkan rangers untuk menggunakan smartphones untuk melacak pergerakan harimau, serta catatan melalui pengiriman foto isntan dan juga fitur lanskap, seperti mengukur permukaan air, kebakaran hutan, dan kegiatan manusia yang mencurigakan. Sehingga nantinya pihak taman dapat membuat keputusan apa yang harus dilakukan saat itu juga.
Konservator dari Amerika Serikat, Kanada, dan Kenya mengembangkan alat yang sama untuk gajah Afrika, yang di mana menggunakan GPS dan ponsel pintar untuk melacak. Nantinya data mengenai lokasi hewan dan pergerakannya akan ditransmisikan via satelit atau jaringan ponsel lokal. Peneliti akan diberitahu bila ada sesuatu yang terjadi, seperti ketika seekor gajah berhenti bergerak untuk jangka waktu yang lama.
Datanya juga dapat digunakan untuk membantu pihak berwenang melakukan intervesi sebelum gajah merusak ladang petani atau untuk menemukan dengan cepat gajah yang membutuhkan perawatan hewan.
8. Virtual Watch Room
Pemancingan yang Ilegal, tidak terlaporkan, dan tidak bergulasi, berpenghasilan antara 10 hingga 23 juta dolar per tahunnya. Menurut Global Ocean Commission, hal tersebut mengancam seluruh ekosistem serta ketahanan pangan dari jutaan orang.
Agar dapat memonitor lingkungan laut dengan biak, Pew Charitable Trusts bekerjasama dengan Satellite Applications Catapult untuk mengembangkan Virtual Watch Room. Menggunakan gamabar dan pelacak satelit yang bersifat real-time, sistem tersebut dapat mengidentifikasi gerakan yang mencurigakan, sehingga pihak berwenang dapat mengambil aksi untuk menghentikan pemancingan ilegal.
9. WILDSCAN dan Aplikasi Ponsel Lainnya
Diluncurkan di Vietnam, WILDSCAN adalah aplikasi publik yang dikembangkan untuk membantu petugas hukum mengidentifikasi, menangani, dan melaporkan penyelundupan hewan liar.
Aplikasi tersebut menyediakan informasi mengenai hewan-hewan yang sering diperdagangkan di Asia. Tersedia pula informasi mengenai perawatan hewan liar dan tanaman, seperti makanan yang dimakan atau bagaimana cara untuk meberi air, agar para bihak berwajib dapat menangani hewan liar dengan aman.
Aplikasi yang sama beroperasi di China (Wildlife Guardian) dan Afghanistan (Wildlife Alert) . Kedua aplikasi ini tidak memerlukan koneksi internet untuk mengoperasikannya.
10. Wildleaks
Diawali dengan Elephant Action League, situs ini, diterjemahkan ke 16 bahasa. Membolehkan pengguna anonim untuk melaorkan kejahatan hewan liar di seluruh dunia. Situs ini menyediakan penegakan hukum dan wartawan dengan nilai informasi kejahatan yang berharga yang berkaitan dengan gading, cula badak, primata, trenggiling, burung, kucing besar, dan kayu.
11. Crowdfunding
Mendapatkan dana untuk melawan kejahatan satwa liar selalu menjadi masalah, terutama di negara-negara yang ekonominya kurang. Pasukan ranger dan konservator menggunakan metode crowdfunding (pendanaan ramai-ramai) untuk membayar alat-alat yang digunakan melawan pemburu liar, seperti drone untuk mengetahui tempat pemburu liar, anjing pelacak untuk mengetahui lokasi gading, tempat pemburu liar latihan, senjata, dan seragam.
Satu organisasi di Kenya, David Sheldrick Wildlife Trust (DSWT), membantu gajah yang “yatim piatu” lewat crowdfunding. Selain menyelamatkan dan merehabilitasi bayi-bayi gajah, DSWT menyediakan perawatan mobile bagi gajah liar yang terluka akibat dari pemburu liar.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR