Coyote merupakan hewan yang tangguh. Mereka juga memiliki mekanisme biologis yang memicu perkembangbiakan dalam jumlah besar setiap kali jumlah mereka turun. Oleh karenanya, sulit untuk memusnahkan mereka. Dekade lalu, beberapa negara barat berusaha mengurangi angka coyote melalui racun, perangkap dan prburuan berhadiah. Namun para pejabat satwa liar menemukan bahwa 70% dari populasi coyote harus dibunuh setiap tahun untuk menekan jumlah mereka, yang itu berarti hampir tidak ada pengaruhnya upaya yang dilakukan manusia untuk memusnahkannya.
Di luar pemberitaan dan kekhawatiran mengenai aning hutan ini, ternyata terdapat manfaat dari kehadiran coyote di kota dan pinggiran kota di Amerika.
Coyote menurunkan populasi tikus dan angsa. Coyote menyerang sarang angsa, memakan beberapa telur dan mengubur sisanya untuk dimakan kemudian. DI Chichago, angsa penggangguKanada yang sebelumnya mengalami penungkatan populasi 20%, kini memiliki jumlah yang stabil berkat coyote. Dan meski coyote tidak membunuh cukup rusa di utara untuk menurunkan ledakan populasi rusa, anjing hutan ini berperan besar menurunkan populasi rusa di Amerika Selatan, dengan memakan rusa yang kecil. Bahkan dengan memakan rusa dan tikus, ada dapat membantu mengendalikan penyakin Lyme yang disebarkan oleh kutu rusa.
Coyote sebagai hewan liar tetap memiliki potensi ancaman terhadap manusia. Oleh karenanya jika bertemu coyote, tidak disarankan untuk melarikan diri, yang justru dapat memicu insting predator hewan. Sebaliknya berteriak dan mengepakkan tangan menjadi salah satu cara menakuti hewan tersebut. "Kenyataannya adalah, coyote sangat mudah beradaptasi, cerdas, hewan tangguh, dan mereka telah belajar bagaimana untuk hidup berdampingan dengan kita," kata Camilla Fox dari California Project Coyote. "Tapi kami masih mencoba untuk mencari tahu bagaimana untuk hidup berdampingan dengan mereka."
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR