Tiga kecamatan di Aceh Utara, Aceh, yaitu Kecamatan Cot Girek, Kecamatan Lhoksukon dan Kecamatan Baktiya Barat, mengalami kekeringan sejak dua bulan terakhir. Akibatnya, warga terpaksa mengonsumsi air payau.
Beruntung, kawasan itu belum memasuki musim tanam, sehingga kekeringan tidak berdampak pada tanaman padi di kawasan itu. “Untuk minum saja airnya susah. Bagi mereka yang berduit bisa beli air di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mon Pase. Bagi yang tidak berduit ya sangat harus mengambil air ke sungai atau payau,” kata warga Lhoksukon, Hanafiah (40), Jumat (7/8).
Hanafiah berharap, Pemerintah Aceh Utara membantu suplai air bersih secara gratis untuk warga di tiga kecamatan itu. “Minimal dibantu untuk air minum saja. Kalau mencuci dan mandi biarlah mandi dengan air payau,” ujar Hanafiah.
Sementara itu, Direktur Lembaga Suara Hati Rakyat (Sahara) Dahlan mendesak agar Pemerintah Aceh Utara membangun pompa air di kawasan yang mengalami kemarau tersebut. Sehingga, suplai air bersih untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian di kawasan itu mencukupi.
“Soal kekeringan harus disikapi serius. Kekeringan ini merata di seluruh Indonesia, jadi harus jadi fokus utama pemerintah,” ujar Dahlan.
Sementara itu, Kepala Humas Pemerintah Aceh Utara, Amir Hamzah menyebutkan pihaknya sudah mendata lokasi kekeringan tersebut. “Kekeringan itu segera diatasi. Bupati Aceh Utara Muhammad Thaib dalam waktu dekat ini segera memimpin sejumlah dinas untuk mengatasi kekeringan itu. Bahkan Bupati segera berkunjung ke lokasi kekeringan itu,” ujar Amir.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR