Hamparan sawah di Pupuan ini tak sekadar membentang begitu saja. Namun dengan terasering yang tampil berundak-undak yang membuatnya menarik perhatian. Bentuknya yang berkelok-kelok mengikuti kontur tanah pun menambah kesan cantik kawasan satu ini.
Tak hanya ada satu titik saja, namun sawah-sawah ini ada di beberapa titik berbeda sepanjang Desa Belimbing. Sayangnya, tidak ada akses jalan masuk seperti penanda atau jalan setapak untuk memasuki kawasan sawah.
Melalui jalan kecil di tepi jalan, di sanalah biasanya orang-orang masuk area sawah tersebut. Para pengunjung pun bisa menyusuri pematang sawah. Perlu berhati-hati ketika melewatinya jika tidak ingin terpeleset dan jatuh ke sawah.
Suara gemericik air mengalir pun menambah syahdu selama trekking di area sawah tersebut. Bagi mereka yang sudah bosan dengan suasana pantai atau wisata mainstream yang disuguhkan di Bali Selatan, pesona alam yang disuguhkan desa ini pun bisa menjadi pilihan.
“Di sini juga punya potensi yang tidak kalah dari Kuta dan Ubud. Belum banyak terjamah, suasananya masih sepi justru jadi nilai tambah tempat kami ini,” ujar Ketut.
Ya, tempat ini masih bisa dikatakan sepi dari jamahan industri pariwisata. Namun bukan berarti tempat ini mati, tetapi suasana sepi inilah yang kemudian dicari para wisatawan.
“Di sini enak masih sepi, belum ramai seperti di Kuta. Makanya wisatawan senang ke sini. Suasananya masih alami, biar orang tahu kalau Bali tidak sekadar pantai saja,” ujar Made Suyatra, seorang pemandu wisata yang sedang membawa tamunya ke kawasan Terasering Pupuan.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR