Nationalgeographic.co.id - Sebuah sepatu dari zaman Romawi kuno berusia 2.000 tahun ditemukan di dalam sebuah sumur tua. Sumur tersebut berlokasi di wilayah Saalburg, Jerman, berikut beberapa relik lainnya.
Pada tahun 90 Masehi di wilayah Saalburg, mereka membangun sebuah bangunan yang mampu menampung hingga 2.000 penduduk. Benteng ini tetap aktif sampai tahun 260 M.
Kemudian pada abad ke-19, kota Saalburg berhasil ditemukan dan digali kembali. Salah satu penemuan di penggalian tersebut adalah sepatu bergaya mewah dari zaman kuno tersebut.
Sebuah penemuan baru-baru ini dari sebuah lokasi arkeologi Saalburg, Jerman, menegaskan bahwa sepatu wanita Romawi memang dibuat dengan rapi. Selain memberikan perlindungan dan kehangatan, juga sangat bergaya dan menghadirkan simbol status di antara warga negara.
Sejak 2005, Saalburg telah ditempatkan di bawah perlindungan UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia dan benteng tersebut telah direkonstruksi menggunakan data yang diketahui tentang bentuk sebelumnya. Kini alas kaki berusia 2.000 tahun itu berdiri sebagai bagian dari pameran di museum Saalburg.
Baca Juga: Timbunan Koin Perak Zaman Romawi Seberat 15 Kilogram di Jerman
Berdasarkan sandal/boot militer Romawi edisi standar, yang disebut caligae, sepatu Saalburg memiliki sol yang berat, menyiratkan bahwa itu dibuat untuk penggunaan di luar ruangan, berbeda dengan sandal dalam ruangan dengan sol yang lebih ringan yang juga dikenal populer di kalangan penduduk kaya dari Kekaisaran Romawi.
Desainnya serupa selain solnya, sepatu Saalburg memiliki lubang untuk tali, yang banyak digunakan oleh wanita. Seperti kebanyakan alas kaki Romawi, sepatu ini memiliki bagian atas kulit dan sol hobnailed, memberikan kenyamanan dan fungsionalitas bagi pemakainya.
Sulamannya dibuat dengan sangat detail, hal ini menyiratkan kemungkinan besar adalah sepatu milik orang kaya. Pola segitiga dan lingkaran menambah keindahan sepatu ini dari waktu lain, menampilkan keterampilan pembuatnya, tetapi juga status sosial pemiliknya.
Menurut Rome Across Europe, sebuah blog yang didedikasikan untuk budaya Romawi, peradaban kuno Julius Caesar, Cicero, dan banyak lainnya benar-benar memperkenalkan dunia Mediterania dengan sepatu penutup seluruh kaki pertama.
“Banyak yang memiliki area kerja terbuka besar yang dibuat dengan memotong lingkaran, segitiga, kotak, oval, dll. Yang lain lebih tertutup, hanya memiliki lubang untuk tali. Beberapa sepatu wanita dan anak-anak yang sangat mungil masih memiliki sol yang dipaku tebal,” tulis dalam pernyataan.
Baca Juga: Sepatu Kulit Tertua 5.500 Tahun, Ditemukan di Lubang Kotoran Domba
Pembuat sepatu Romawi dikenal sebagai sutor dan kerajinan mereka sangat dipuji di seluruh Eropa kuno dan sekitarnya. Gaya ini jelas berjalan bersama dengan penaklukan, karena contoh ini ditemukan di pinggiran Kekaisaran. Di zaman manufaktur, seorang sutor yang berbakat dapat dengan mudah mendapatkan rasa hormat dari bangsawan Romawi elit penguasa yang memungkinkan mereka untuk naik dalam hierarki sosial.
Rupanya, campur tangan mereka dengan perdagangan lain melahirkan ekspresi Romawi kuno, dikaitkan dengan Pliny the Elder "Sutor, ne ultra crepidam," yang berarti "Pembuat sepatu, bukan di luar sepatu."
Ungkapan itu bermula dari sebuah anekdot di mana seorang pembuat sepatu mengeluh kepada pelukis, Apelles of Kos, dengan menunjukkan bahwa sepatu di salah satu lukisannya tidak benar. Apelles mengubah detailnya, tetapi sebagai gantinya menerima sejumlah keberatan lain dari pembuat sepatu, mengenai hal-hal yang bukan bidang keahliannya.
Maka muncul lah pepatah di mana setiap orang harus berpegang pada apa yang mereka ketahui, dan tetap menahan diri dalam memberikan penilaian di luar profesi mereka.
Source | : | Histecho.com |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR