Itu karena gelombang tersebut bisa menggoyang butir batu yang terjepit di dalam patahan yang jauh. Menurut model komputer, bahkan gelombang lemah pada frekuensi yang tepat akan bisa cukup untuk memulai gempa baru dengan menggetarkan butiran itu, menjadikannya licin seperti cairan.
Gempa bumi sering terjadi ketika dua lempeng tektonik yang menekan bersamaan tiba-tiba tergelincir. Tetapi kita telah melihat bahwa gempa bumi besar seperti Landers pada tahun 1992 di California juga dapat mengirimkan gelombang yang memicu gempa peniru 1000 kilometer jauhnya, meskipun gelombang menjadi lebih lemah dalam perjalanannya.
Remot misterius yang memicu gempa mungkin juga memainkan peran dalam peristiwa di Chili pada 2014 dan Jepang pada 2011.
“Kita telah membayangkan: bagaimana mungkin gelombang yang sangat kecil dengan amplitudo yang sangat kecil dapat memicu gempa bumi seribu meter jauhnya?” ujar Lucilla de Arcangelis dari Second University of Naples di Italia.
Satu gagasan adalah bahwa suara gelombang dapat membusakan butian-butiran di antara dua lempeng dengan jalur yang menurunkan gesekan, untuk membuatnya tergelincir lebih mudah. Kini, sebuah tim termasuk de Arcangelis telah membangun sebuah komputer model yang menunjukkan proses terjadinya.
Mereka menemukan bahwa gelombang seismik dapat memicu sebuah gempa bumi di patahan simulasi hanya jika mereka datang dalam kisaran sempit frekuensi. Jika patahan itu hanya tergelincir, itu akan mempervepat proses dengan memulai getaran dalam kisaran tersebut.
“Setiap patahan akan mempunyai frekuensi resonansi akustik sendiri,” kata de Arcangelis. “Jika sinyal tiba di frekuensi ini, patahan yang tanpa gangguan akan menjadi tenang dan akan memicu gempa bumi.
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR