Dalam beberapa tahun belakangan, polusi suara masuk dalam salah satu isu penting kesehatan dunia. Amerika saja, merasa jauh tertinggal dari Eropa yang lebih dahulu menjadikan polusi suara sebagai masalah kesehatan serius.
Bahkan tinggi atau rendahnya polusi suara, telah menjadi salah satu parameter kualitas hidup penduduk di Eropa. Pasalnya, sebuah studi baru mengaitkan antara polusi suara dan meningkatnya risiko terkenahipertensi serta jantung koroner.
Meningkatnya aktivitas kaum urban, secara langsung memang membuat ibukota, semakin hari, semakin terdengar ramai. Suara mesin kendaraan, terutama klakson, hingga suara pembangunan infrastruktur, seakan menjadi makanan sehari-hari. Terlebih bagi mereka yang bekerja di tempat yang penuh dengan paparan kebisingan, seperti pekerja di lapangan penerbangan hingga lokasi pembangunan.
“Namun sayangnya, kebanyakan masyarakat dunia masih tidak peduli dengan kebisingan yang mereka dengar. Padahal, polusi suara sama berbahayanya dengan polusi udara,” papar Rick Neitzel, asisten profesor dari Environmental Health Science di University of Michigan School of Public Health.
Devon Paldi, Au.D, seorang audiolog di Oregon Health & Science University menambahkan, orang sering tidak sadar dengan paparan kebisingan, mereka merasa terbiasa dengan itu. Namun, setelah mereka memeriksakan kesehatan dengan alasan gangguan pendengaran, mereka akhirnya berkata, “Saya selalu bekerja di tempat yang bising, seharusnya saya menyadari pentingnya menggunakanearing protection.”
Selain bekerja atau seringnya melintasi tempat-tempat yang bising, kebisingan dari luar rumah pun bisa menjadi masalah. Misalnya saja, Anda tinggal di pinggir jalan di mana aktivitas kendaraan tak pernah berhenti selama 24 jam.
Walau akhirnya kebisingan itu menjadi hal biasa dan Anda tetap bisa tidur, namun tidak begitu dengan sistem kardiovaskuler atau sistem peredaran darah dalam tubuh. Sistem syaraf simpatik sebenarnya masih bereaksi namun dipaksa untuk tidur. Sehingga, kondisi itulah yang akhirnya meningkatkan risiko hipertensi hingga jantung koroner.
“Jendela merupakan gerbang utama masuknya suara-suara dari luar. Untuk itu, memiliki jenis jendela yang bisa meredam suara bisa mengurangi risiko tersebut,” saran Brian Atkinson yang bekerja di perusahaan konstruksi Acoustic by Design di Michigan.
US EPA (Environmental Protection Agency) menyarankan batas maksimal pemaparan suara selama 24 jam di lingkungan pemukiman ialah 55 dBA (A-weighted decibels) untuk melindungi masyarakat dari masalah kesehatan serius, serta 70 dBA untuk menghindari rusaknya indra pendengaran.
Menurut National Institute on Deafness and Other Communication Disorders, 50 dBA ialah tingkat suara yang dihasilkan oleh percakapan sehari-hari, sedang 70 dBA sama dengan suara yang dihasilkan oleh pengering rambut atau vacume cleaner.
Nietzel melaporkan, sekitar 104 juta orang Amerika hidup di tempat yang bising selama sehari penuh. Puluhan ribu dari mereka berisiko terkena penyakit jantung dan dampak kesehatan lainnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR