Meskipun sudah diduga keberadaannya, Lujendra Ojha dan para peneliti lainnya semakin yakin akan kehadiran air garam yang mengalir di Mars masa kini setelah melakukan pemetaan mineral yang memadukan pengamatan HiRISE dan Compact Reconnaissance Imaging Spectrometer for Mars (CRISM). Ojha dan rekan-rekannya mengamati cahaya inframerah yang dipantulkan oleh dinding berbatu yang curam saat alur gelap mulai muncul dan memanjang maksimum pada akhir musim panas di Mars.
Pengamatan inilah yang membawa Lujendra Ojha untuk menemukan kehadiran garam terhidrasi yang merupakan campuran magnesium perklorat, magnesium klorat dan sodium perklorat. Perklorat pernah dideteksi keberadaannya di Mars oleh pendarat Phoenix dan rover Curiosity. Keduanya melihat perklorat pada tanah Mars.
Sebagian perklorat diketahui menjaga cairan agar tidak beku bahkan pada kondisi yang ekstrim yakni -70º Celsius. Di Bumi, perklorat diketahui terkonsentrasi di gurun dan sebagian tipe perklorat juga digunakan sebagai bakar roket!
Jadi ketika anda mengunjungi kawah Hale, Garni, Palikir, dan Horowitz atau jalan-jalan ke lembah Coprates di Mars, jangan minum air garam yang kamu lihat. Karena bisa jadi air tersebut mengandung bahan bakar roket.
Akan tetapi, penemuan ini bukan akhir dari segalanya. Justru ini adalah awal dari pertanyaan baru lainnya. Dari mana asal air di Mars? Jawabannya masih harus diteliti lebih lanjut.
Pertanyaan lainnya, jika ada air di Mars, apakah mungkin bagi manusia untuk hijrah ke planet merah tersebut? Ini merupakan isu lainnya yang juga muncul dalam rilis NASA. Dengan ditemukannya air di Mars maka ada harapan baru yang muncul. Pengiriman misi berawak tentunya akan tereduksi biayanya dan “lebih mudah” mencari kehadiran air di sana. Akan tetapi kehadiran misi berawak dan tak berawak di lokasi yang memiliki air akan membawa bahaya kontaminasi dari Bumi yang mempengaruhi kondisi Mars. Dan ini adalah hal yang tidak diinginkan.
NASA dalam rencananya untuk mengirimkan rover di tahun 2020 membuat kebijakan untuk tidak mendekati area yang diduga memiliki air, air garam, ataupun air es. RTG atau generator radiotermal menjadi alasan mengapa Mars Science Laboratory dilarang untuk mendekati area yang memiliki temperatur lebih dari -25º Celsius dan diduga memiki air di saat yang sama.
Dilematis? Tapi jika ingin mengetahui kehidupan yang tumbuh dari Mars maka minimalisir kondisi yang bisa mengkontaminasi planet merah tersebut harus menjadi prioritas.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR