Untuk melengkapi gelaran festival-festival film di Yogyakarta selama bulan Desember Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Pameran Potensi Perfilman Jogja (PPPJ). Bertemakan “dari Pra hingga Pasca”, pameran ini digelar di Taman Budaya Yogyakarta, 4-10 Desember 2015.
Bukan sekedar pelengkap sebenarnya, karena pameran ini, sekaligus, merupakan bentuk apresiasi atas geliat perfilman di Yogyakarta, demikian disampaikan Kepala Dinas Kebudayaan DIY Umar Priyono dalam sambutannya pada pembukaan PPPJ.
Seperti diketahui, Pemda DIY menjadikan Desember sebagai Bulan Sinema Jogja, di mana, berbagai festival film terselenggara sebagai sebuah rangkaian. Bulan Sinema Jogja dibuka dengan Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) pada 1-6 Desember, dan ditutup dengan Festival Film Dokumenter (FFD) yang digelar pada 7-12 Desember.
Dalam PPPJ, pengunjung diajak untuk mengenal seluk-beluk dunia perfilman, sekaligus mengetahui perihal-perihal yang berkaitan erat dengan proses pembuatan film.
Terdapat enam titik yang dibuat untuk memudahkan pengunjung selama menikmati pameran. Yang pertama adalah Pra-Produksi, berisi sketsa karakter, storyboard, script fiksi dan treatment dokumenter. Kedua, Produksi, berisi behind the scene, set artistik, wardrobe, make up artist dan green screen. Bagian ketiga, Pasca Produksi terdiri dari editing dan sound installation.
Bagian keempat adalah Lajur Eksibisi & Publikasi. Lajur ini berisi eksibisi film, pameran poster, meeting point dan sharing point. Arsip-arsip kegiatan perfilman Jogja, seperti FFD, JAFF dan FFPJ dapat ditemui di titik kelima, Lajur Arsip. Sedang bagian terakhir adalah Bilik Wacana.
Umar Priyono, dikutip dari RRI, menyebutkan bahwa tahun 2015 merupakan tahun momentum bagi Yogyakarta untuk bersinar di kancah perfilman nasional dan internasional, dimana sineas-sineas Jogja berhasil meraih berbagai penghargaan baik di tingkat nasional maupun di level dunia.
Sebagai contoh, November 2015 lalu, sineas Jogja, Eddie Cahyono dan film besutannya, “Siti”, berhasil meraih penghargaan di Festival Film Indonesia (FFI) 2015 sebagai Penulis Skenario Asli Terbaik FFI 2015 dan Film Terbaik FFI 2015. Bukan hanya itu, di beberapa festival film internasional, film “Siti” juga mendapat penghargaan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR