Kecelakaan pesawat, mobil, kereta, dan moda transportasi lainnya kerap bersumbu pada satu penyebab: kelalaian pengemudi. Kelalaian tersebut diakibatkan kurangnya konsentrasi karena kelelahan atau mengantuk.
Startup bertajuk "SmartCap" ingin mengurangu kelalaian mengemudi melalui produk topi pintar. Topi tersebut bisa diintegrasikan dengan semua perangkat elektronik pengguna (tablet, PC, smartphone).
Dilansir Nextren, Kamis (31/12/2015) dari DigitalTrends, SmartCap menggunakan teknologi electroencephalogram (EEG) yang terus-menerus menganalisa gelombang otak pemakainya.
Analisa itu diterjemahkan sebagai algoritma tertentu untuk mengungkap level lelah dan level kantuk seseorang.
Pada level tertentu, topi diberi kuasa "membangunkan" pengemudi dengan mengeluarkan alarm peringatan melalui berbagai perangkat pengguna yang telah diintegrasikan.
Batasan tingkat kelelahan disetel sendiri oleh pengguna. SmartCap tak ingin menyamaratakan level capek semua orang. Sebab sang empunya topi dianggap lebih mengetahui kondisi dan batas diri masing-masing.
Tak hanya memperingati, SmartCap juga bisa memberi saran pada pengguna. Semua merujuk pada data yang terhimpun pada sistem cloud SmartCap.
Misalnya, pada titik kelelahan tertentu, tubuh membutuhkan asupan air minum. Pada titik lain, pengguna cukup beristirahat beberapa menit. Lebih jauh, data pada cloud bisa pula dimanfaatkan menginvestigasi kecelakaan.
Produk SmartCap sudah digunakan beberapa perusahaan transportasi di Afrika Selatan, Australia, dan Peru. Ke depan, SmartCap ingin berekspansi ke negara-negara lain. Sasarannya perusahaan transportasi publik dan aviasi.
Membedah Target Ambisius Mozambik Memaksimalkan Potensi 'Blue Carbon' Pesisirnya
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR