Seperti manusia, simpanse adalah hewan yang sangat sosial, mengandalkan kerjasama kelompok untuk bertahan hidup. Selain itu, karena internet begitu sering mengingatkan kita, kemampuan mereka untuk bersosialisasi dan berteman tidak mengenal spesies, seperti dengan bulldog, lynxi dan Michael Jackson, di mana mereka telah luluh dengan pesona simpanse.
Apa persisnya yang mendorong kecenderungan bersosialisasi simpanse? Bagaimanapun, tetap sesuatu yang misteri, meskipun studi baru menunjukkan bahwa kepercayaan dapat memainkan peran penting dalam mendefinisikan interaksi mereka. Dengan demikian, ikatan sosial simpanse tampak sangat mirip dengan manusia, dan bisa mewakili akar evolusi dari persahabatan manusia.
Merinci penelitian mereka dalam jurnal Current Biology, tim peneliti dari Institut Max Planck pada bidang Antropologi Evolusi merancang percobaan untuk menguji apakah simpanse dipercaya teman-teman mereka lebih dari non-teman atau tidak.
Pertama-tama, mereka menghabiskan waktu mengamati sekelompok simpanse untuk mengidentifikasi pasangan yang tampaknya memiliki ikatan dekat. Hewan-hewan itu kemudian ditunjukkan dengan versi modifikasi permainan kepercayaan manusia klasik, dimana mereka diberi pilihan untuk menarik salah satu dari dua tali. Satu tali mengakibatkan simpanse menerima sejumlah kecil buah, sedangkan simpanse di sisi lain dari layar tidak menerima apa-apa. Dengan menarik tali lainnya, simpanse di sisi lain akan mendapatkan akses ke sejumlah besar buah, dan kemudian akan memiliki kesempatan untuk membalas budi dengan menarik tali yang sama.
Dengan demikian, permainan dasarnya ditujukan pada simpanse dengan pilihan: Apakah dengan menarik tali "tidak percaya", mereka menjamin diri sendiri dengan hadiah kecil. Namun, dengan menarik tali "kepercayaan", mereka menempatkan kepercayaan mereka pada simpanse lain untuk diberikan hadiah yang lebih besar, namun pada saat yang sama mempertaruhkan jika mereka bisa saja tidak menerima imbalan sama sekali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hewan-hewan itu "secara signifikan lebih mungkin untuk secara sukarela menempatkan hadiah pada pasangan, dan dengan demikian mereka memilih berisiko, tetapi opsi berpotensi tinggi hasil ketika mereka berinteraksi dengan teman dibandingkan dengan non-teman." Akibatnya , para peneliti menyimpulkan bahwa "simpanse, seperti manusia, berevolusi menjadi lebih kuat dari kepercayaan mitra sosial dekat mereka."
Penulis penelitian mencatat bahwa simpanse yang kurang peduli dengan kurangnya balasan dari teman daripada dari non-teman, menunjukkan bahwa, seperti manusia, mereka bersedia untuk mentolerir ketidaksetaraan antara mereka, dan sahabat dekat mereka. Karena itu, para peneliti berhipotesis bahwa interaksi antara simpanse asing, mungkin didorong oleh timbal balik strategis - yang menjelaskan mengapa begitu banyak simpanse yang tidak berteman mengembalikan hadiah yang mereka terima - sementara hubungan antara simpanse yang mengenal dekat lebih mungkin untuk saling tergantung secara kepercayaan emosional.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR