Untuk menghindari pemanasan global yang mengakibatkan beberapa bencana pada beberapa tahun belakang ini, manusia mungkin perlu mengatur seribu satu cara untuk menghadapi iklim ini. Dapatkah manusia mengatur sistem iklim dengan menggunakan ilmu pengetahuan yang dimilikinya untuk mengatasi pemanasan global ?
Salah satu cara untuk menjaga suhu rata-rata global dari pemanasan global ialah dengan menyedot sejumlah besar CO2 dari atmosfer. Menganggapi perubahan iklim, Trevor Algatt dari Los Angeles mengatakan, ada sebuah teknologi baru yang dapat mengekstrak karbon dari udara dan mengembun menjadi serat yang dapat digunakan dalam bahan bangunan, elektronik, mobil, pakaian dan barang-barang manufaktur lainnnya.
Para ilmuwan mengatakan secara teoritis ada kemungkinan untuk mengekstrak CO2 dari udara dan mengubahnya menjadi bahan untuk bahan bangunan dan pakaian serta barang-barang lainnya.
Namun pernyataan tersebut masih memiliki beberapa masalah yang harus diselesaikan terlebih dahulu.
1. Proses ini membutuhkan biaya yang sangat mahal.
2. Dengan menyedot semua CO2 dari udara akan menciptakan masalah logistik, yakni di mana kita akan meletakkan masalah logistik ini ?
Jika anda mengendarai mobil, anda akan mengeluarkan sekitar satu pon CO2 per mil dari setiap orangnya, dan akan mengeluarkan 15 ton CO2 [er tahun. kata Dr. Klauss Lackner, Direktur dari Arizona State University (ASU) center for Negative Carbon Emissions.
Lackner dan ilmuan ASU lainnya sedang mengembangkan sebuah mesin yang dapat menarik CO2 dari udara yang tipis. Sebuah konsep telah menggambarkan mesin dengan kotak besar dan memiliki layar yang besar melekat kepada kotak tersebut. Terinspirasi oleh cara kerja pohon, layar ini bertindak seperti daun dan melalui layar yang terbuat dari resin plastik ini CO2 akan diserap.
Di Massachusetts, kelompok desain perkotaan SHIFTBoston menunggu Lackner untuk mengembangkan secara sepenuhnya resin karbon sehingga dapat digunakan untuk membuat Boston Treepods yakni sebuah perangkat bertenaga surya yang akan digunakan untuk menampung CO2 dan mengubahnya menjadi cahaya pada malam hari.
Untuk saat ini, Perangkat ASU sedang dikembangkan dalam penggunaan di dalam rumah kaca untuk memberikan makanan pada tanaman. Tanaman membuntuhkan CO2 untuk tumbuh, Saya bukan berpikir untuk memecahkan masalah iklim, tapi hal ini menunjukkan bahwa teknologi bekerja, kata Lackner. Jika dapat terbukti, mungkin suatu hari nanti mesin seperti ini dapat digunakan untuk pertanian karbondioksida yang besar karena memanen CO2 dari Udara.
Tempat yang paling sederhana untuk menempatkan CO2 adalah dasar laut, kata seorang geolog dari Yale Univeristy Donald Penman yang mempelajari fluktuasi karbon bawah tanah, laut dan udara. Namun kita juga harus mengkhawatirkan efek samping tak terduga dalam mengatasi suatu masalah dalam memanipulasi fluks geokimia dengan skala global, hal ini seperti kalian meminta jenis lain dari kesulitan karena sudah mengutak-atik tombol sistem iklim dibumi ini.
Beberapa ilmuwan lain khawatir juka suhu global rata-rata naik di atas dua derajat celcius, hal ini dapat membalikkan pemanasan global menjadi lebih menantang. Penelitian menunjukkan bahwa untuk menjaga suhu rata-rata di bawah 2 derajat celcius, dunia mungkin harus mengambil lebih banyak CO2 dari udara kita.
ini akan menjadi satu alat yang lebih besar, kata Lackner. Intinya, selama kita mengonsumsi bahan bakar fosilm masalah karbon akan semakin bertambah buruk .Entah Anda yang akan meninggalkan bahan bakar fosil atau anda dapat menemukan cara lain untuk mengembalikan jumlah karbon.
Entah Anda yang akan meninggalkan bahan bakar fosil atau anda dapat menemukan cara lain untuk mengembalikan jumlah karbon.
Penulis | : | |
Editor | : | endah trisulistiowaty |
KOMENTAR