Nationalgeographic.co.id - Hasil studi baru dari Universitas East Anglia dan Institut Quadram baru-baru ini mengungkapkan temuan menarik tentang tubuh manusia. Ditemukan bagaimana cara sel-sel kekebalan (sistem imun) menggunakan simpanan lemak tubuh untuk melawan infeksi.
Dilansir dari SciTechDaily, dalam penelitian para ahli mempelajari bakteri Salmonella. Ketika bakteri tersebut menginfeksi manusia, hal-hal yang dapat ditimbulkan dari infeksi bakteri tersebut adalah diare, muntah, sakit perut, demam, dan sepsis.
Studi ini telah diterbitkan di Nature Communications dengan judul Free fatty-acid transport via CD36 drives β-oxidation-mediated hematopoietic stem cell response to infection pada 8 Desember 2021. Para peneliti yang terlibat berharap usaha yang mereka lakukan dapat mengobati infeksi bakteri pada orang-orang yang rentan terinfeksi suatu hari nanti.
Tim dari Universitas East Anglia berkolaborasi dengan Institut Quadram dan rekan-rekannya di Earlham Institute melacak pergerakan dan konsumsi asam lemak dalam sel induk hidup. Selanjutnya, mereka menganalisis respons imun terhadap infeksi bakteri Salmonella dengan menganalisa kerusakan hati.
Mereka menemukan bagaimana sel induk darah merespons infeksi dengan memperoleh asam lemak berenergi tinggi dari simpanan lemak di dalam tubuh. Para peneliti mengungkapkan bahwa di sumsum tulang tempat sel punca berada. Sel punca atau sel induk darah merupakan sel yang dapat menghasilkan sel-sel darah.
Baca Juga: Indeks Massa Tubuh, Pengukuran Ideal Tubuh yang Tak Lagi Relevan
"Sinyal" yang dihasilkan dari infeksi mendorong adiposit untuk melepaskan simpanan lemaknya sebagai asam lemak ke dalam darah. Mereka mengidentifikasi bahwa asam lemak berenergi tinggi ini kemudian diambil oleh sel-sel punca. Asam lemak terbukti secara efektif memberi makan sel-sel punca dan memungkinkan mereka menghasilkan jutaan sel darah putih untuk melawan infeksi bakteri Salmonella.
Melansir kidshealth, asam lemak adalah bahan penyusun lemak yang terdapat di dalam tubuh dan makanan. Dalam proses pencernaan tubuh memecah lemak menjadi asam lemak yang selanjutnya dapat diserap ke dalam darah. Asam lemak memiliki banyak fungsi penting untuk tubuh seperti penyimpanan energi.
Jika kandungan glukosa dalam tubuh kurang mencukupi, tubuh secara otomatis akan menggunakan asam lemak sebagai sumber energi. Dalam penelitian ini para peneliti juga mengidentifikasi mekanisme transfer asam lemak dan mendiskusikan hasil dari penelitian terbaru ini terhadap metode pengobatan infeksi bakteri di masa depan.
"Hasil penelitian kami memberikan wawasan tentang bagaimana darah dan sistem kekebalan dapat merespons infeksi. Melawan infeksi membutuhkan banyak energi dan simpanan lemak adalah simpanan energi yang sangat besar, yang menyediakan bahan bakar bagi sel punca untuk memperkuat respons imun," kata Stuart Rushworth dari Norwich Medical School University of East Anglia.
Baca Juga: Kabar dari Jepang, Munculnya Virus Infeksi Baru yang Ditularkan Kutu
"Mempelajari mekanisme di mana tepatnya ‘peningkatan bahan bakar’ ini bekerja memberi kita ide-ide baru tentang bagaimana memperkuat tubuh melawan infeksi bakteri di masa depan," tambah Rushworth.
Dr. Naiara Beraza dari Institut Quadram mengatakan hasil penelitian memungkinkan ia dan tim untuk memahami bagaimana sistem kekebalan tubuh menggunakan lemak untuk memicu respons terhadap infeksi. Mendefinisikan mekanisme tersebut akan memungkinkan para ahli untuk mengembangkan terapi baru guna mengobati infeksi di organ hati.
“Di masa depan, saya berharap temuan kami akan membantu meningkatkan pengobatan bagi orang yang rentan dan lanjut usia akan infeksi bakteri dengan memperkuat respons kekebalan tubuh mereka," harap Dr. Naiara Beraza.
“Dengan resistensi antibiotik yang menjadi tantangan saat ini dan tersebar luas bagi masyarakat, ada kebutuhan mendesak untuk mengeksplorasi cara-cara baru seperti ini untuk membantu sistem kekebalan tubuh melawan infeksi,” pungkasnya.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | Kids Health,SciTechDaily |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR