Hutan dan seisinya memberikan kehidupan bagi masyarakat Desa Tae yang rerletak di Kecamatan Balai Batangtarang, Kalimantan Barat. Tembawang, begitu masyarakat Tae menyebut kebun buah yang berada di kawasan hutan.
Tembawang merupakan lahan komunal yang kepemilikannya diatur secara adat dan turun-temurun. Para leluhur masyarakat Tae menyiapkan sebidang tanah di hutan untuk ditanami beraneka macam buah-buahan lokal dan untuk keberlangsungan hidup garis keturunan mereka.
“Tembawang itu untik kolektif atau komunal tapi nggak sembarang, ada sejarahnya juga mungkin punya keturunan sama, keluarga yang sama jadi kalau yang kampung Tae ini nggak mungkin dia ikut yang di Peragong,” Jelas Kepala Desa Tae,
Aturan-aturan adat pun dibuat untuk melindungi hak-hak keturunan yang nantinya akan mewarisi Tembawang dan isinya. Hukuman berat menanti bagi mereka yang mengambil yang bukan haknya dari dalam tembawang. Pemilih waris tembawang pun juga harus membagi hasil buminya kepada masyarakat sekitar sebagai ucap syukur.
“Kalau mengambil buah yang jatuh boleh tapi pamit. Jangan dicuri kalau dicuri besar itu hukumnya. Orang mengambil dari tembawang itu sama juga menghapus hak yang punya. Jadi kalau mau harus minta!” tegas Anuk, Tetua adat Desa Tae yang juga memegang jabatan Tumenggung.
Dari 8 kampung di Desa Tae, diperkirakan ada 40 tembawang yang menjadi sumber pencaharian sekaligus sumber pangan bagi warga Desa Tae. Tembawang tak hanya memberikan masyarakat kehidupan, lebih jauh dari itu kebun buah ini juga sebagai etalase kekayaan flora dan fauna lokal bumi Kalimantan.
Tanaman pangan seperti pisang dan ubi mudah dijumpai di setiap tembawang, begitu pun tanaman buah musiman seperti Durian dengan aneka varietasnya serta langsat atau yang dikenal juga dengan duku. Beberapa tanaman buah lokal juga tak ketinggalan menambah ragam flora di kebun buah ini.
Nama-nama buah lokal seperti rambai, langsir atau nyalikng, kemayau hingga belimbing merah adalah sebagian kecil dari buah lokal yang hidup didalam tembawang. Tanaman produksi seperti karet dan kayu-kayu keras juga kerap terlihat di beberapa tembawang menyokong ekonomi masyarakat Desa Tae.
Tembawang merupakan contoh kecil dari kearifan lokal masyarakat adat Kalimantan, tanpa aturan administratif pun masyarakat taat menjaga alam, menyadari ketergantungan hidup mereka pada tanah dan hutan.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR