Dimana Big Bang atau Dentuman Besar terjadi? dimana awal alam semesta itu? Pertanyaan yang satu ini sering kali dimulai dengan asumsi bahwa ketika Big Bang atau Dentuman Besar terjadi pastinya di suatu titik di alam semesta. Dan apakah para astronom mempelajarinya?
Hasil pengamatan menunjukkan kalau alam semesta memuai. Pemuaiannya dimulai dari keadaan alam semesta yang sangat panas dan padat yang kemudian mencapai kondisinya sekarang dimana alam semesta tidak lagi sepanas dulu dan tidak lagi sekecil dulu. Teori yang menggambarkan evolusi awal alam semesta inilah yang kita kenal sebagai Big Bang atau Dentuman Besar atau Ledakan Besar.
Dan dalam bayangan kita, tentunya ketika Big Bang atau Dentuman Besar atau bisa juga diartikan Ledakan Besar terjadi maka ia akan seperti ledakan sebuah bom yang kemudian melepaskan materi kemana-mana dan dimulailah pemuaian alam semesta.
Akibat dari terjadinya Big Bang memang terjadi pemuaian dan semua yang ada di alam semesta itu kemudian bergerak menjauh satu sama lainnya. Jadi dimanakah awal alam semesta itu? atau kita sederhanakan dimana pusat alam semesta?
Memahami Big Bang
Ada satu pertanyaan yang harus dijawab terlebih dahulu. Apakah Big Bang memang sebuah ledakan seperti ledakan bom yang punya satu titik awal?
Sebenarnya ada sedikit kesalahpahaman terkait pemahaman Big Bang atau Dentuman Besar atau Ledakan Besar ini. Teorinya tentang evolusi alam semesta memang benar dan sudah dikonfirmasi oleh pengamatan tapi… penamaan teori ini justru memicu salah kaprah! Karena sebenarnya Big Bang atau Dentuman Besar atau Ledakan Besar itu bukan sebuah ledakan kosmik raksasa di alam semesta!
Berdasarkan teori kosmologi standar, alam semesta dimulai dengan “Big Bang” 13,75 milyar tahun lalu dan memuai semenjak saat itu. Dan ini bukan karena sebuah ledakan kosmik.
Big Bang tidak dimulai di satu lokasi melainkan di semua lokasi di alam semesta. Jadi, Big Bang merupakan peristiwa mengembangnya alam semesta dari plasma yang sangat panas dan padat menjadi alam semesta yang kita kenal sekarang. Dan….. peristiwa memuainya alam semesta tidak terjadi di satu titik tertentu atau di lokasi tertentu di alam semesta.
Big Bang terjadi di semua tempat. Ia terjadi di tempat kamu berada sekarang tapi ia juga terjadi di galaksi lain yang sangat jauh dari Bimasakti yang sedang bergerak menjauh dari kita.
Artinya lagi, alam semesta tidak memiliki pusat dan tidak memiliki posisi awal, karena pada saat Big Bang itulah awal dari ‘ruang dan waktu’, awal dari x,y,z=0 dan t=0. Artinya tidak ada tempat yang khusus dan istimewa di dalam alam semesta.
Di tahun 1929, Edwin Hubble melakukan pengukuran kecepatan galaksi pada jarak yang berbeda-beda dari pengamat di Bumi dan ia menemukan kalau galaksi-galaksi itu bergerak menjauh. Akibatnya mungkin buat pengamat, alam semesta sedang memuai dan pengamat di Bumi adalah pusatnya. Tapi ketika ada pengamat lain di galaksi lain melihat gerak galaksi, ia pun akan menemukan hal yang sama yaitu galaksi-galaksi bergerak menjauh darinya. Dan hal yang sama akan dilihat oleh pengamat di semua tempat di manapun di alam semesta.!break!
Pemuaian Alam Semesta & Model Alam Semesta Balon
Kalau alam semesta tidak memiliki pusat, bagaimana alam semesta bisa dikatakan memuai? Ia memuai terhadap apakah? Bukankah harus ada titik dimana kita bisa mengatakan sesuatu itu memuai?
Sekarang bayangkan alam semesta dalam model 2 dimensi. Bayangkan permukaan balon sebagai alam semesta dua dimensi. Dan berilah titik-titik hitam dengan spidol di permukaannya dan anggaplah titik-titik ini adalah galaksi. Balon yang kita bayangkan ini juga bulat sempurna dan tidak ada titik istimewa atau “area tiupan” dimanapun di permukaan balon tersebut. Lupakan bahwa balon ini ada yang meniup maupun detil bagaimana balon itu bisa mengembang tanpa ditiup.
Yang terutama disini adalah permukaan balon dalam dua dimensi.
Sekarang bayangkan juga balon itu mulai memuai menjadi semakin besar dan terus membesar. Galaksi dalam model alam semesta seperti ini hanya ada di permukaan dan makhluk hidup yang ada di permukaan alam semesta ini hanya bisa bergerak di sekeliling permukaan. Hanya bergerak kiri – kanan, depan – belakang tapi tidak ke atas dan bawah. Karena jika bergerak ke atas dan bawah artinya ia meninggalkan alam semesta.
Dengan mengembangnya balon, maka titik-titik hitam yang sudah digambarkan di permukaan balon itu akan ikut mengembang dan jarak antar titik pun akan saling menjauh satu sama lainnya. Dan.. makhluk hidup di alam semesta 2D ini akan bisa mengukur pemuaiannya dan juga jarak antar galaksi yang semakin hari semakin besar.
Jika demikian, dimanakah titik pusat pemuaian atau titik awal mengembangnya balon?
Jawabannya, tidak dimanapun. Tidak ada satu titik pun di balon yang merupakan titik atau lokasi istimewa dibanding titik atau lokasi lainnya. Semuanya lokasi sama dan pemuaian terjadi di semua tempat sehingga tidak ada satu tempat pun di balon yang bisa disebut titik pusat.
Dan jika kita kembali ke masa lalu sebelum balon mengembang, maka kondisi balon pada masa itu masih kecil dan semua titik di balon berada pada jarak yang sangat dekat satu sama lainnya demikian juga semua materi di permukaan balon itu berada berdekatan. Kalau diimplikasikan dengan alam semesta kita maka di masa lalu, alam semesta itu kecil dan padat. Dari sanalah kemudian balon mengembang menjadi besar seperti halnya alam semesta yang juga mengembang menjadi sangat besar.
Semua titik di alam semesta kemudian ikut mengembang mejadi seperti yang kita lihat sekarang. Tidak ada apapun di dalam alam semesta yang memuai ini yang bukan bagian dari apa yang ada di permukaan alam semesta ketika masih kecil dan padat. Yang terjadi semua yang ada dulu itu mengembang jadi besar dan menjauh satu sama lainnya.
Inilah yang terjadi dengan alam semesta kita. Di masa lalu, alam semesta kecil, panas dan padat. Ia kemudian memuai menjadi alam semesta yang lebih besar, dingin dan jarak antar galaksi dan materi di dalamnya pun semakin menjauh satu sama lainnya.
Sama seperti balon tidak ada lokasi istimewa yang jadi pusat, alam semesta kita juga homogen dan isotropis dan pengamat tidak berada pada posisi yang istimewa di alam semesta yang bisa kita sebuat sebagai posisi awal atau pusat dari alam semesta.
Inilah Big Bang yang sebenarnya. Ia bukan sebuah peristiwa ledakan kosmik dan teori Big Bang memang tidak terlalu sesuai dengan namanya.
Jadi…
Teori Big Bang menggambarkan evolusi awal alam semesta dari kondisi yang sangat panas dan padat dimana semuanya merupakan sup partikel fundamental ke suatu keadaaan yang kita lihat sekarang yang penuh dengan bintang dan galaksi, materi gelap di sekitar galaksi, dan energi gelap yang juga menyebar dimana-mana. Tapi semua itu tidak bergerak menjauh dari satu titik melainkan semuanya bersama-sama bergerak saling menjauh.
Dan berdasarkan radiasi latar belakang yang sama di seluruh penjuru langit, mendukung pernyataan bahwa gas yang mengimiskan radiasi tsb terdistribusi secara seragam di seluruh penjuru alam semeta. Jika Big Bang sebuah ledakan (di dalam ruang), tentunya distribusi temperatur akan berbeda, sebagai pertanda terjadinya ledakan.
Jadi alam semesta tidak memiliki pusat dan titik awal melainkan Big Bang terjadi di semua tempat.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR