Kesehatan global sangat tergantung pada pengurangan emisi gas rumah kaca secara drastis, ujar pejabat PBB kepada para delegasi Majelis Kesehatan Dunia di Jenewa, Selasa (24/5). (Baca : Musim Semi Capai Arktik, Mencatat Pencairan Salju Lebih Cepat)
Christiana Figueres, sekretaris eksekutif Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai Perubahan Iklim, memuji terobosan besar yang dilakukan persetujuan perubahan iklim Paris, yang ditandatangani oleh 177 negara dan kemungkinan besar akan menjadi kekuatan dalam satu atau dua tahun ke depan.
Ia mengatakan kesepakatan itu menjanjikan bagi iklim dan kesehatan global. (Baca pula : Suhu Panas April Pecahkan Rekor)
"Dalam menanggulangi perubahan iklim dengan mengurangi emisi, kita mencegah memburuknya kondisi kesehatan di seluruh dunia," ujarnya.
"Dan dengan meningkatkan begitu banyak kondisi yang berbeda-beda yang dapat diperbaiki lewat ukuran iklim, seperti peningkatan makanan dan air, keamanan pangan dan keselamatan air -- kita sebetulnya memperbaiki kondisi kesehatan."
Kegagalan menanggulangi perubahan iklim akan menyebabkan kerugian finansial antara US$2 miliar dan $4 miliar per tahun akibat dampak langsung terhadap kesehatan pada 2030, Figueres memperingatkan.
Selain itu, tambahnya, seperenam dari semua penyakit dan disabilitas adalah penyakit yang ditularkan perantara atau vektor, yang akan meningkat jika perubahan iklim tidak ditanggulangi.
Mereka yang menderita paling berat adalah orang-orang di negara-negara berkembang, ujarnya. (Baca juga : Burung Paling Sensitif Terhadap Perubahan Iklim)
Dari 189 negara yang telah mempresentasikan rencana perubahan iklim nasionalnya, hanya 15 persen yang telah menyebutkan kesehatan sebagai komponen penting, ujar Figueres, yang menyebut statistik itu mengkhawatirkan.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR