Sebongkah asteroid kecil yang diberi nama 2016 HO3 ditemukan di sebuah orbit yang mengelilingi Matahari. Selain mengorbit Matahari, asteroid ini juga mengelilingi Bumi, seolah menjadi bulan kedua.
Jaraknya yang terlalu jauh membuat asteroid ini tak bisa dianggap sebagai satelit sejati planet kita, sehingga lebih tepat disebut pendamping Bumi atau satelit kuasi.
“Karena 2016 HO3 berputar mengelilingi planet kita dan tak pernah menjauh selagi obyek itu mengelilingi Matahari bersama Bumi, maka kami lebih merujuknya sebagai satelit kuasi-nya Bumi,” ujar Paul Chodas, manajer Center for Near-Earth Object (NEO) Studies NASA di Jet Propulsion Laboratory (JPL) di Pasadena, California.
Dalam perjalanan tahunannya mengelilingi Matahari, asteroid 2016 HO3 menghabiskan separuh waktunya lebih dekat dengan matahari dan melintas di depan planet kita. Separuh waktu lainnya, ia berada jauh dari Matahari dan berada di belakang Bumi. Orbitnya juga sedikit miring, menyebabkan asteroid ini turun naik melalui bidang orbit Bumi. Akibatnya, asteroid kecil ini terjebak dalam permainan lompat katak dengan Bumi yang akan berlangsung selama ratusan tahun.
Orbit asteroid juga mengalami putaran lambat selama beberapa dekade. Asteroid juga berputar mengelilingi Bumi. Tetapi ketika asteroid melayang terlalu jauh, gravitasi Bumi cukup kuat untuk membalik arahnya dan menahan asteroid sehingga tak pernah lebih jauh dari 100 kali jarak Bumi-bulan. Efek yang sama juga mencegah asteroid mendekati Bumi lebih dekat dari 38 kali jarak Bumi-bulan. “Akibatnya, asteroid mungil ini tampak sedang berdansa dengan Bumi,” ungkap Chodas.
Asteroid 2016 HO3 pertama kali terdeteksi pada 27 April 2016 dengan menggunakan teleskop survey asteroid Pan-STARRS 1 di Haleakala, Hawaii. Ukurannya belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan sekitar 40-100 meter.
Sebelumnya, lebih dari 10 tahun lalu, asteroid lain bernama 2003 YN107 mengikuti pola orbital serupa selama beberapa waktu, tetapi kemudian menjauh dari sekitar Bumi. Sejauh ini, 2016 HO3 merupakan satelit kuasi Bumi paling stabil dan paling awet. “Perhitungan kami menunjukkan bahwa 2016 HO3 telah menjadi satelit kuasi Bumi yang stabil selama hampir seabad, dan akan terus mengikuti pola orbital ini sebagai pendamping Bumi selama beberapa abad selanjutnya.
Simak bagaimana asteroid 2016 HO3 \'berdansa\' dengan Bumi dalam video berikut.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR