Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan menjadi bentuk apresiasi negara kepada hasil karya para pelukis Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf dalam dalam konferensi pers Pameran Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Indonesia di Gedung Utama Kementerian Seketariat Negara pada Senin (25/01/2016) ini.
"Dari pameran ini, kita mulai mengapresiasi nilai-nilai lukisan tersebut, dan kalau diapresiasi maka seniman-seniman saat ini menyadari bahwa negara memberikan apresiasi bagi karya-karya seni," jelas Triawan.
Menurut Triawan, koleksi seni rupa lukisan yang ada di Istana merupakan salah satu harta karun yang jarang kali diperlihatkan kepada masyarakat.
"Para kolektor, kurator tahu bahwa dalam harta karun di sana, dan mereka seringkali bertanya-tanya kapan sih harta karun itu diungkapkan," ujarnya lagi.
Dengan adanya pameran koleksi seni rupa Istana ini, tentunya akan mendorong ekonomi kreatif untuk lebih maju lagi.
Triawan sendiri mengungkapkan rasa bersyukurnya pada Presiden RI pertama Ir. Soekarno sebagai sosok yang peduli pada karya-karya seni rupa.
Berikut adalah lukisan-lukisan yang nanti akan dipamerkan di Galeri Nasional dari 1-30 Agustus 2016 nanti:
1. Affandi, Laskar Rakyat Mengatur Siasat, 1946
2. Affandi, Potret H.O.S. Tjokroaminoto, 1946
3. Basoeki Abdullah, Pangeran Diponegoro Memimpin Perang, 1949
4. Dullah, Persiapan Gerilya, 1949
5. Harijadi Sumadidjaja, Awan Berarak Jalan Bersimpang, 1955
6. Harijadi Sumadidjaja, Biografi II di Malioboro, 1949
7. Henk Ngantung, Memanah, 1943 (reproduksi orisinal oleh Haris Purnomo)
8. Kartono Yudhokusumo, Pertempuran di Pengok, 1949
9. Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro, 1857
10. S.Sudjojono, Di Depan Kelambu Terbuka, 1939
11. S. Sudjojono, Kawan-kawan Revolusi, 1947.
12. S. Sudjojono, Markas Laskar di Bekas Gudang Beras Tjikampek, 1964
13. S. Sudjojono, Mengungsi, 1950
14. S. Sudjojono. Sekko (Perintis Gerilya), 1949
15. Sudjono Abdullah, Diponegoro, 1947
16. Trubus Sudarsono, Potret R.A. Kartini, 1946/7
17. Gambiranom Suhardi, Potret Jenderal Sudirman, 1956
18. Soerono, Ketoprak, 1950
19. Ir. Sukarno, Rini, 1958
20. Lee Man-Fong, Margasatwa dan Puspita Nusantara, 1961
21. Rudolf Bonnet, Penari-penari Bali sedang Berhias, 1954
22. Hendra Gunawan, Kerokan, 1955
23. Diego Rivera, Gadis Melayu dengan Bunga, 1955
24. Miguel Covarrubias, Empat Gadis Bali dengan Sajen, sekitar 1933-1936
25. Walter Spies, Kehidupan di Borobudur di Abad ke-9, 1930
26. Ida Bagus Made Nadera, Fadjar Menjinsing, 1949
27. Srihadi Soedarsono, Tara, 1977
28. Mahjuddin, Pantai Karang Bolong, tahun tak terlacak (sekitar 1950an)
Penulis | : | |
Editor | : | test |
KOMENTAR