Setelah beberapa minggu mengalami perselisihan dan ketidakpastian hukum, Sharbat Gula, gadis Afghanistan yang pernah menghiasi sampul majalah National Geographic Juni 1985 sebagai simbol pengungsi, kembali ke tanah airnya, Afghanistan. Di negeri kelahirannya tersebut, ia disambut hangat oleh presiden di Istana Kepresidenan.
Sharbat Gula yang kini berusia 44 tahun, mengaku bersalah di sebuah pengadilan di Peshawar, Pakistan, karena telah menggunakan kartu identitas ilegal.
Gula bisa dijatuhi hukuman 14 tahun penjara, namun berkat upaya pembelaannya, ia dijatuhi hukuman 15 hari di penjara dan diharuskan membayar denda sebesar 110.000 Rupee (sekitar 1.050 dolar AS).
Pemerintah Afghanistan telah melakukan upaya diplomatik pada Pakistan agar memberikan keringanan hukuman bagi Gula, dengan alasan bahwa Sharbat Gula memiliki beberapa anak yang harus dihidupi dan penyakit yang ia derita, yaitu hepatitis C. Bahkan, Gula menghabiskan sebagian besar 15 hari hukumannya dengan ditahan di sebuah rumah sakit lokal di Peshawar.
Sharbat Gula bersama keluarganya hijrah dari Afghanistan ke Pakistan pada pertengahan 1980-an. Sebelum hijrah, ia tinggal di kamp pengungsi terbesar di Pakistan, yang dihuni oleh hampir tiga juta penduduk Afghanistan yang mencari perlindungan atas invasi Uni Soviet. Di tempat itulah, fotografer Steve McCurry bersua dengan Gula cilik dan memotretnya.
McCurry sempat kehilangan jejak Sharbat Gula pasca pemotretan tahun 1985. Berkat upaya pencariannya yang gigih, akhirnya McCurry berhasil menemukan kembali Gula pada 2002 silam.
Dalam beberapa tahun terakhir, Sharbat Gula telah tinggal di Peshawar. Suaminya, Rahmat Gul, seorang tukang roti, meninggal karena hepatitis sekitar empat tahun yang lalu.
Omar Zakhiwal, duta besar Afghanistan untuk Pakistan, mengatakan bahwa pemerintah negaranya telah berupaya untuk membuat Gula dan keluarganya menetap di Afghanistan. Pemerintah Afghanistan juga telah mendorong pengungsi lainnya untuk pulang kembali, meskipun masih ada kekhawatiran terhadap keamanan.
Ketika Presiden Afghanistan Ashraf Ghani menyambut Sharbat Gula pada Rabu (9/11) lalu, ia menghadiahkan kunci apartemen pemerintah di Kabul kepada Gula.
Sharbat Gula merupakan sosok yang paling terkenal di antara ratusan ribu pengungsi yang dipaksa pindah dari Pakistan dan Iran, setelah opini publik terhadap pengungsi memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Selama bertahun-tahun, banyak pengungsi di Pakistan memiliki kartu identitas nasional—yang secara teknis hanya dapat dikeluarkan untuk warga resmi. Kartu identitas tersebut diperlukan untuk membuka rekening bank, membeli properti, dan berbagai aktivitas penting lain.
Dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah Pakistan telah menyelidiki dugaan tindak kriminal yang dilakukan oleh petugas-petugas yang menyelewengkan wewenangnya, dan menindak mereka dengan proses hukum.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR