Pada jasad seseorang yang telah meninggal dunia, rambut dan kuku terlihat lebih panjang dari sebelumnya, sehingga kerap menimbulkan pertanyaan menakutkan: apakah rambut dan kuku terus tumbuh setelah seseorang meninggal?
Jawaban singkatnya: Tidak.
Doris Day, ahli dermatologi sekaligus dokter di Lenox Hill Hospital, New York, menjelaskan, “Setelah kematian, tubuh manusia mengalami dehidrasi sehingga menyebabkan kulit menyusut. Penyusutan ini menyingkap bagian kuku dan rambut yang tadinya berada di bawah kulit, sehingga tampak lebih panjang.”
Baca juga: Bolehkah Minum Obat Pakai Teh?
Biasanya, kuku tumbuh sekitar 0,1 milimeter per hari dan kecepatan ini menurun seiring bertambahnya usia. Untuk bisa tumbuh, kuku harus memproduksi sel-sel baru dan proses ini membutuhkan glukosa.
Sebuah lapisan jaringan di bawah pangkal kuku yang disebut sebagai matriks germinal, bertanggung jawab untuk memproduksi sel-sel pembentuk kuku. Sel-sel baru mendorong sel lama, sehingga kuku tampak mencuat melebihi ujung jari. Kematian membuat suplai glukosa terhenti, sehingga pertumbuhan kuku mustahil terjadi.
Proses yang sama juga terjadi pada sel rambut. Setiap rambut berada dalam folikel. Di dasar folikel terdapat matriks rambut, kelompok sel yang bertugas memproduksi sel-sel baru dan membuat rambut lebih panjang.
Sel-sel ini diproduksi dengan amat cepat, tetapi hanya dapat terjadi ketika disokong oleh energi hasil dari pembakaran glukosa, yang membutuhkan kehadiran oksigen. Ketika jantung berhenti memompa darah, pasokan oksigen ke seluruh tubuh juga terhenti, energi habis, dan sel-sel rambut tak mungkin bisa diproduksi.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR