Pada 29 Desember silam, tim WISSEMU, tim wanita Indonesia yang mengejar gelar seven summiteers, pendakian ke tujuh titik tertinggi di bumi, berangkat dari Punta Arenas, Cili, menggunakan pesawat Ilyushin 76.
Punta Arenas merupakan kota di Cili yang terletak di daerah Patagonia dan dekat dengan Selat Magellan, yang menghubungkan Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik. Kota ini kerap digunakan sebagai titik untuk bertolak ke Antartika.
Setelah menghabiskan waktu selama kurang lebih 4,5 jam tim WISSEMU pun tiba pada pukul 11 waktu setempat di Union Glacier, Antartika.
Tim WISSEMU yang terdiri dari Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) dan Mathilda Dwi Lestari (23) didampingi oleh dua pemandu Himalayan Expedition, yaitu Hiroyuki Kuraoka serta Shinji Tamura.
“Sebelum naik pesawat, sepatu harus benar-benar bersih dari tanah,” kenang Janatan Ginting, pendaki Indonesia yang telah berhasil menggapai tujuh puncak dunia pada 2011. Keset khusus disediakan tepat di bawah tangga naik pesawat, agar semua penumpang bisa membersihkan sepatu mereka terlebih dahulu. Hal ini juga dilakukan oleh tim WISSEMU di bandara Punta Arenas.
Sebelumnya, pada 28 Desember lalu, tim WISSEMU pun menjalani briefing di kantor ALE (Antarctic Logistic & Expeditions). ALE adalah perusahaan yang mengelola transportasi dari Punta Arenas menuju Antartika, serta Base Camp di Union Glacier.
Dalam briefing ini, tim WISSEMU mendapat gambaran serta penjelasan mengenai peraturan yang harus mereka patuhi selama berada di benua Antartika. Di antara lain adalah peraturan mengenai kebersihan. Seperti pengunjung Antartika lainnya, tim WISSEMU akan dibekali oleh kantong khusus yang berisi bakteri pengurai untuk membuang kotoran.
Antartika yang merupakan puncak ke lima tim WISSEMU adalah area yang amat steril dan terbatas. Hanya segelintir orang yang diperbolehkan masuk ke benua tersebut, dan menyandang gelar sebagai benua terdingin dengan suhu mencapai minus 40 derajat Celsius.
Hari ini pada pukul 07.21 wib melalui telepon satelit, tim WISSEMU mengabarkan kepada pihak Mahitala Unpar bahwa hari ni mereka melakukan pemeriksaan ulang perlengkapan pendakian, sambil beradaptasi dengan udara Antartika.
Jika cuaca mendukung, tim WISSEMU akan melakukan perjalanan menuju Low Camp, dalam pergerakan mereka untuk mencapai Vinson Massif, titik tertinggi di Antartika pada sekitar 5 Januari 2017.
Penulis | : | |
Editor | : | Yoga Hastyadi Widiartanto |
KOMENTAR