Studi asal Norwegia yang melibatkan 18.000 orang dewasa menemukan, mereka yang jarang mendapatkan waktu tidur malam yang cukup, yaitu 7-8 jam semalam, lebih mungkin untuk menderita masalah pernapasan.
The Royal Society for Public Health Inggris memperkirakan empat dari sepuluh orang usia 25-50 tahun tidak mendapatkan cukup tidur.
Kurang tidur, papar peneliti, dapat menyebabkan peradangan dan meningkatkan kadar hormon stres, yang keduanya dapat memicu asma.
Studi juga menemukan, hubungan antara kurang tidur dengan meningkatnya risiko depresi dan kecemasan.
Risiko terserang sesak napas hingga asma meningkat 65 persen bagi mereka yang sering kekurangan waktu tidur. Dan untuk penderita insomnia risiko terserang asma menjadi tiga kali lipat.
Dr Ben Brumpton, yang memimpin penelitian mengatakan, "Ada perubahan dalam tubuh akibat insomnia, salah satunya dapat mengakibatkan efek berbahaya pada saluran napas."
Di Inggris misalnya, sekitar 5.4 juta orang memiliki asma di Inggris dan salah satu faktor penyebabnya ialah karena kekurangan jam tidur setiap malam.
Faktor risiko utama yang juga berperan dalam memperparah kondisi saluran napas ialah merokok, kegemukan, dan paparan polusi udara yang sering. Walau asma belum dianggap penyakit kronis, namun faktanya asma telah membunuh tiga orang per hari.
Dr Andy Whittamore, dari organisasi Asthma UK, mengungkapkan bahwa penelitian lebih lanjut harus dilakukan untuk melihat seberapa cepat “paparan” kurang tidur terhadap munculnya gejala asma.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR