Agustus tahun lalu, para ilmuwan mengumumkan penemuan planet ekstra tata surya (exoplanet) Proxima Centauri b yang letaknya tak begitu jauh dari Bumi, hanya 4,24 tahun cahaya.
Planet yang juga disebut sebagai Proxima b ini tak hanya berada di zona layak huni, tetapi juga seukuran Bumi dan menunjukkan tanda-tanda keberadaan air, salah satu unsur kehidupan. Fakta-fakta tersebut menerbitkan harapan di kalangan ilmuwan tentang kemungkinan adanya kehidupan di luar Bumi.
Baca juga:
Dapatkah Planet Proxima b Menggantikan Bumi Sebagai Rumah Kita?
Bagaimana Mengetahui Karakteristik Eksoplanet?
Sayangnya, berada di zona layak huni bukan jaminan planet tersebut akan memiliki air cair yang menopang kehidupan. Penelitian terbaru NASA menunjukkan bahwa Proxima Centauri kemungkinan merupakan dunia yang mati akibat keganasan bintang induknya sendiri.
Proxima b diketahui mengorbit bintang katai merah Proxima Centauri, bintang terkecil di sistem tiga bintang Alpha Centauri, yang bersinar di bagian selatan rasi Centaurus. Meski massanya lebih kecil dan suhu permukaannya lebih dingin dibanding Matahari, bintang katai merah mengalami erupsi bintang lebih sering dan lebih kuat ketimbang Matahari.
Erupsi bintang menimbulkan pancaran radiasi energi tinggi dan menyebabkan lepasnya partikel-partikel bermuatan di atmosfer planet ke angkasa. Alhasil, planet yang awalnya kita anggap berada di zona laik huni ini ternyata telah mengalami pengikisan atmosfer dan kehilangan unsur-unsur pembentuk air.
Baca juga:
10 Planet di Luar Tata Surya yang Mungkin Dihuni
Astronom Berhasil Menemukan Planet \'Jupiter Muda\'
Permodelan komputasi yang diterapkan oleh NASA pada Proxima b menunjukkan bahwa planet tersebut telah kehilangan sebagian besar kandungan oksigen dalam atmosfernya dalam 10 juta tahun pertama setelah terbentuk. Hasil ini berkebalikan dengan spekulasi awal yang menyatakan bahwa Proxima b memiliki lautan luas berbentuk cair. Selain itu, badai bintang dan aktivitas magnetik yang intens juga membuat Proxima b bisa dibilang jauh dari tempat ideal bagi kehidupan untuk berkembang. Jadi untuk saat ini, Bumi masih jadi rumah terbaik kita.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR