Paus tercatat senagai salah satu mamalia terbesar di bumi. Paus yang terdampar di Seram beberapa waktu lalu misalnya, ukurannya mencapai 23 meter, setara bus Transjakarta gandeng.
Namun yang tak pernah diketahui manusia, ukuran paus dulu ternyata kecil. Itu terungkap dalam catatan fosil.
Riset baru mengungkap, paus meraksasa karena sejumlah faktor yang kemudian memengaruhi penyebaran makanan favoritnya: ikan krill dan ikan kecil lainnya.
Faktor pertama adalah perubahan iklim. Adanya perubahan iklim membuat ikan krill yang semula tersebar luas di lautan menjadi terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Paus harus bergerak menemukan populasi ikan krill dan siap menyantap dalam jumlah besar sekaligus agar efisien.
Jadilah paus berevolusi bertubuh raksasa. Paus juga punya baleen yang membantu menyaring makanan, membuat paus bisa memakan 1 pon ikan krill sekaligus.
Namun, berdasarkan penelitian Jeremy Goldbogen dari Universitas Stanford, perubahan iklim bukan satu-satunya sebab paus meraksasa.
"Baleen berkembang sekitar 20 juta tahun lalu, sementara kita tidak meliht evolusi raksasa itu hingga waktu terdekat, sekitar 3-5 juta tahun lalu," kata Goldbogen.
Golbogen bersama timnya mencoba menganalisis kejadian di samudera purba. Mereka menemukan, pada saat bersamaan dengan berkembang bearnya paus, zaman es dimulai, menyebabkan bajir nutrisi di pantai.
Bersamaan dengan itu, ada proses upwelling, gerak air di permukaan oleh dorongan angin yang memicu air di bagian bawah berpindah ke permukaan samudera.
Proses itu mengakibatkan kemelimpahan makanan yang besar di lautan. Bersama dengan kemamouan menelan makanan dalam jumlah besar sekaligus, akhirnya hewan itu meraksasa.
Dalam publikasi di Royal Society B, Golbogen dan timnya menyatakan, massa paus meningkat dari 10 ton menjadi 100 ton dalam beberapa juta tahun.
Meski sulit menggambarkan hubungan langsung antara ukuran dan dinamika samudra pada 3 juta tahun lalu, studi lainnya mendukung hasil riset ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR