"Ada lebih banyak fosil dari yang saya kira di New Mexico,” kata Spencer Lucas, kurator paleontologi di New Mexico Museum of Natural History and Science. Lucas mengomentari penggalian fosil baru-baru ini yang ditemukan di dekat gurun Las Cruces, New Mexico, November lalu.
Ketika sedang menjelajahi wilayah Pegunungan Organ dengan kedua orang tua dan dua saudara laki-lakinya, Jude Sparks yang saat itu berusia 9 tahun tersandung sesuatu yang menonjol dari permukaan tanah.
Dalam sebuah wawancara dengan El Paso ABC, afiliasi KVIA, Sparks mengatakan kepada wartawan bahwa ia segera mengungkapkan temuan tersebut kepada saudaranya, Hunter.
(Baca juga: Gerhana Bulan Total Tutup Fenomena Trilogi Supermoon pada Januari 2018, Jangan Terlewat!)
"Hunter bilang itu hanya bangkai sapi besar dan saya tidak tahu apa itu. Saya hanya tahu bahwa itu adalah benda yang tidak biasa”, ujar Sparks.
Namun, temuan itu bukanlah bangkai sapi besar. Ialah stegomastodon, mamalia purba kuno yang hidup sekitar 1,2 juta tahun yang lalu. Stegomastodons adalah gajah bergading besar dari keluarga Gomphotheres, sepupu jauh dari mamut kuno dan gajah modern.
Malam itu, orang tua Jude menemui Profesor New Mexico State University, Peter Houde. Houde dan keluarga Sparks kembali ke tempat penemuan, menemukan seluruh tengkorak yang ada.
Setelah mendapatkan dana, mencari sukarelawan, dan berkoordinasi saat penggalian akan berlangsung, tim universitas dan keluarga Sparks kembali ke lokasi untuk menggali sisa-sisa tersebut.
Seminggu setelah penggalian, potongan yang rapuh—yang disebut Houde sebagai "kulit telur tipis"—dibawa ke National Geographic. Houde berharap fosil tersebut dapat dipamerkan.
SITUS FOSIL
Ini bukan pertama kalinya stegomastodon ditemukan di New Mexico. Pada tahun 2014, sebuah pesta bujang menghasilkan penemuan fosil yang hampir utuh. Fosil ini kemudian menjadi koleksi di New Mexico Natural History Museum.
Menemukan fosil stegomastodon merupakan hal yang langka. Lucas menjelaskan bahwa fosil seperti yang dimiliki mamut relatif melimpah di bagian barat Amerika Utara. Namun, karena alasan yang tidak begitu jelas, stegomastodon jarang ditemukan. Menurut Lucas, hanya ratusan stegomastodon yang ditemukan di dunia ini.
Lucas mengatakan, salah satu teori yang relevan dengan punahnya stegomastodon adalah kehadiran mamut. Menurutnya, hewan purba tidak bisa bersaing dengan mamut. Kedua hewan tersebut sama-sama makan rumput. Tampaknya, mereka berkompetisi untuk mendapatkan makanan.
(Baca juga: BMKG: Aktivitas Gempa di Indonesia Meningkat Drastis pada Tahun 2017)
Houde berteori bahwa perubahan iklim bisa menyebabkan kematian hewan tersebut. "Mereka ada pada kondisi lingkungan yang basah dan dingin," kata Houde. "Kini, Las Cruces adalah padang pasir."
Para peneliti tidak mengetahui berapa banyak fosil yang terkubur di padang pasir. Namun, jika ditemukan di tempat manapun di Amerika, wilayah barat daya adalah lokasi yang memungkinkan. Daerah alami yang kering dan berbatu mendukung ketahanan tulang selama jutaan tahun.
Dalam wawancara dengan media lokal, keluarga Sparks berspekulasi bahwa hujan yang terjadi di Las Cruces sebelum penemuan mungkin menjadi faktor munculnya fosil tersebut.
Lucas setuju dengan pendapat itu. Ia mengatakan, saat hujan mengikis lebih banyak sedimen, sebuah penemuan mungkin akan terjadi. "Erosi adalah teman terbaik paleontologi,” ucapnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Ema Indah Ruhana |
KOMENTAR