Dari kacamata geoscientist, bagaimana Anda melihat Indonesia? Mungkin dibandingkan dengan negara lain?
Kalau orang sastra bilang, negara kita itu, Indonesia itu surga yang jatuh ke bumi. Tapi kalau orang geoscience melihat Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan sumber daya alam. Tetapi di luar itu juga kaya akan bencana. Jadi di satu sisi positif, dan negatif, itu mesti ada. Di satu sisi kita akan memanfaatkan sumber daya alam, dengan sebaik-baiknya, untuk kepentingan rakyat tentunya. Tapi di sisi lain mewaspadai keadaan bencana alam, untuk meminimalkan risiko.
Itu kalau bicara Indonesia keseluruhan. Kalau lokasi kegiatan lapangan ini, Cepu, bagaimana menurut Anda? Apa yang membuat Cepu spesial?
Ini perminyakan. Tetapi saya sendiri memiliki pikiran ke arah gunung api karena riset saya kebanyakan gunung api juga.
Apa kendala menjelajah Indonesia?
Kendala bagi peneliti seperti saya di perguruan tinggi, masalah biaya bisa menjadi kendala ya. Karena saking luasnya Indonesia. Jadi mungkin bukan masalah biaya ya, tapi luasnya. Luas area indonesia yang membentang dan dihubungkan antarpulau, antarlaut. Berbeda dgn Eropa yang darat semua, mungkin lebih mudah dicapai.
Anda juga tercatat sebagai anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) yang diketuai oleh Ibu Rusalida Ragunwati (Senior Manager Exploration Asset Management Non Operator Pertamina Hulu Energi). Saya sempat diskusi dengan Bu Rusalida bahwa ada keinginan lulusan geoscience lebih banyak lagi. Apakah Anda punya kekhawatiran kekurangan ahli geosains di indonesia?
Enggak. Tapi, memang saat ini msh kurang. Dengan semakin banyaknya universitas-universitas yang membuka jurusan geoscience, saya kira akan menambah kepercayaan orang untuk hidup sebagai geoscientist. Karena cukup banyak bidang-bidang yang harusnya diduduki orang-orang (dengan latar belakang pendidikan) geoscience, malah bukan orang geoscience. Misalnya, kepala dinas pertambangan suatu kabupaten. Kadang-kadang orang ekonomi, mungkin ke arah keekonomiannya.
Setelah bincang santai dengan saya, Imam dan tim mahasiswanya berpamitan untuk kembali ke Yogyakarta. Saya pun kian bersemangat mengetahui sisi ilmu bumi dengan cara yang lebih populer dan aplikatif.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR