Elizabeth Dunn dan Ryan Dwyer, dua peneliti dari University of British Columbia di Kanada, memperhatikan tren yang sering terjadi akhir-akhir ini.
“Kalian melihat orang-orang makan di restoran, mereka duduk bersebrangan, tapi tidak menatap mata satu sama lain. Mereka malah terpaku pada ponselnya,” kata Dwyer, doktor di bidang psikologi.
“Kami sangat penasaran: apakah kebiasaan tersebut berdampak pada interaksi sosial?”
Jawabannya sangat singkat: ya. Dan itu bukan untuk hal baik.
(Baca juga: 6 Pola Makan Berikut Ini Bantu "Panjangkan" Usiamu)
Berdasarkan penelitian mereka yang dipublikasikan pada Journal of Experimental Social Psychology, penggunaan ponsel saat makan menurunkan kenikmatan makan malam.
Teknologi di atas meja makan menyebabkan orang-orang terdistraksi dan tidak terhubung dengan yang lainnya. Ini menyebabkan penurunan kenikmatan setengah hingga tujuh poin.
“Ia mengubah interaksi sosial dengan cara yang halus, membuat kita tidak menyadarinya,” kata Dunn.
Para peneliti meminta 300 partisipan untuk pergi makan malam dengan teman atau keluarganya. Mereka ingin mempelajari bagaimana ponsel mempengaruhi pengalaman makan malam. Meskipun begitu, para partisipan tidak mengetahui tujuan awal peneliti.
Untuk menyamarkan maksud studi, para peneliti mengatakan kepada kelompok pertama bahwa mereka akan diberikan pertanyaan terkait pesan teks selama makan. Dengan begitu, mereka harus meletakkan ponselnya di meja.
Sementara, kelompok lainnya mengira bahwa mereka akan mendapat pertanyaan melalui kertas saat makan malam. Jadi, partisipan di kelompok ini menjauhkan ponselnya.
Selanjutnya, kedua kelompok tersebut menjawab pertanyaan tentang kelezatan makanan, penggunaan ponsel dan kesan saat makan malam.
Mereka yang berada di kelompok pertama – yang meletakkan ponselnya di meja – rata-rata merasa kelezatan makanannya hanya 11%. Jauh dari sempurna.
Efek dari penggunaan ponsel tersebut bahkan masih muncul setelah melampaui waktu makan malam. Pada eksperimen kedua, para peneliti mengirim pesan teks berisi pertanyaan survei kepada lebih dari 100 orang, lima kali sehari dalam seminggu. Setiap pesannya berisi pertanyaan mengenai tingkat emosional dan apa yang dilakukan dalam 15 menit terakhir.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang yang memainkan ponsel saat bertatap muka dengan orang lain, kurang menikmati interaksinya, dibanding mereka yang melakukan kontak mata tanpa terdistraksi oleh ponsel.
Dunn mengatakan, untuk menghalau penggunaan ponsel saat makan malam memang bukan hal mudah. Ia sendiri pun sulit menahan godaan untuk tidak membalas sms meskipun sedang makan.
Meskipun begitu, Dwyer menyarankan untuk unplug teknologi saat sedang bersama teman atau keluarga.
(Baca juga: Jejak Molekuler pada Smartphone Bisa Mengungkap Gaya Hidup Penggunanya)
“Kita terbiasa mengeluarkan ponsel dan mengecek notifikasi. Sebaiknya, buat aturan: apabila pergi bersama teman atau keluarga, pasang mode silent pada ponsel dan jangan letakkan di meja. Cobalah menaati peraturan itu sehingga memiliki kebiasaan baru yang positif,” paparnya.
Dunn menambahkan, cara tersebut juga bisa mencegah orang lain jadi ‘sibuk sendiri’.
“Memainkan ponsel itu menular. Orang-orang tertarik memainkan ponselnya apabila sekelilingnya melakukan hal tersebut. Saya rasa itu semacam efek domino,” tambahnya.
“Jika kita meletakkan ponsel saat makan malam, dan fokus berinteraksi dengan lawan bicara, maka mereka pun juga akan melakukan hal serupa. Kita bisa menciptakan efek domino yang baik,” papar Dunn.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR