Efek dari penggunaan ponsel tersebut bahkan masih muncul setelah melampaui waktu makan malam. Pada eksperimen kedua, para peneliti mengirim pesan teks berisi pertanyaan survei kepada lebih dari 100 orang, lima kali sehari dalam seminggu. Setiap pesannya berisi pertanyaan mengenai tingkat emosional dan apa yang dilakukan dalam 15 menit terakhir.
Hasilnya menunjukkan bahwa orang-orang yang memainkan ponsel saat bertatap muka dengan orang lain, kurang menikmati interaksinya, dibanding mereka yang melakukan kontak mata tanpa terdistraksi oleh ponsel.
Dunn mengatakan, untuk menghalau penggunaan ponsel saat makan malam memang bukan hal mudah. Ia sendiri pun sulit menahan godaan untuk tidak membalas sms meskipun sedang makan.
Meskipun begitu, Dwyer menyarankan untuk unplug teknologi saat sedang bersama teman atau keluarga.
(Baca juga: Jejak Molekuler pada Smartphone Bisa Mengungkap Gaya Hidup Penggunanya)
“Kita terbiasa mengeluarkan ponsel dan mengecek notifikasi. Sebaiknya, buat aturan: apabila pergi bersama teman atau keluarga, pasang mode silent pada ponsel dan jangan letakkan di meja. Cobalah menaati peraturan itu sehingga memiliki kebiasaan baru yang positif,” paparnya.
Dunn menambahkan, cara tersebut juga bisa mencegah orang lain jadi ‘sibuk sendiri’.
“Memainkan ponsel itu menular. Orang-orang tertarik memainkan ponselnya apabila sekelilingnya melakukan hal tersebut. Saya rasa itu semacam efek domino,” tambahnya.
“Jika kita meletakkan ponsel saat makan malam, dan fokus berinteraksi dengan lawan bicara, maka mereka pun juga akan melakukan hal serupa. Kita bisa menciptakan efek domino yang baik,” papar Dunn.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR