Teori soal adanya jalan pintas yang menghubungkan dua titik ruang dan waktu atau dikenal dengan sebutan lubang cacing (wormhole), memang belum pernah terbukti kebenarannya.
Namun, sebuah studi baru menyatakan jika lubang cacing benar-benar nyata keberadaannya. Bahkan, tim peneliti telah menemukan cara mengetahui lokasinya.
Caranya mirip dengan bagaimana kita mengetahui lubang hitam. Jadi, kita bukan melihat objek itu sendiri, melainkan mendeteksi keberadaan bayangan atau jejak yang ditinggalkan oleh lubang cacing di jagat raya.
(Baca juga: Benarkah Hantaman Pada Mars Ciptakan Adanya Phobos dan Deimos?)
Konsep lubang cacing sendiri muncul dari teori relativitas Einstein, di mana memungkinkan kita melakukan perjalanan lebih cepat dari cahaya dengan masuk dari salah satu sisi dan muncul di sisi lain alam semesta ini.
Cara kerjanya dalam teori tersebut, seolah-olah ruang terlipat menjadi dua dan saling terhubung dalam dua titik empat dimensi yang sebelumnya sangat jauh jaraknya satu sama lain.
Secara teknisnya lubang cacing sendiri merupakan bagian dari ruang di mana cahaya tidak lagi bergerak dalam garis lurus. Partikel cahaya melengkung di sekitar lubang cacing dan partikel yang terlalu dekat jatuh ke dalam ruang hampa sehingga menimbulkan bayangan. Bayangan inilah yang nantinya menurut Rajibul Shaikh, fisikawan dari Tata Institute of Fundamental Reseaarch di India, dapat ditangkap oleh Event Horizon Telescope (EHT).
"Hasil yang diperoleh di sini menunjukkan bahwa, melalui pengamatan bayangan mereka, lubang cacing yang dianggap dalam pekerjaan ini dan memiliki putaran yang wajar, dapat dibedakan dari lubang hitam," ujar Shaikh dikutip dari Science Alert, Rabu (18/04/2018).
EHT merupakan jaringan teleskop yang dapat memberikan pembesaran yang diperlukan untuk melihat lubang hitam. Menurutnya, jika bisa melihat lubang hitam secara teoritis juga bisa melihat lubang cacing. Perlu ditegaskan kembali bahwa penelitian ini hanya berfokus pada satu jenis wormhole, kelas Teo yang memutar lubang cacing.
Sementara itu, Shaikh telah menyerahkan makalahnya ke jurnal Physical Review D, yang hingga saat ini belum ditinjau oleh rekan sejawat. Saat ini, penelitian Shaikh telah diterbitkan online di jurnal pra-cetak arXiv.
Pada saat yang sama, ini merupakan konsep yang menarik bahwa setiap penelitian baru tentang formasi lubang cacing akan menggugah minat kita. Bahkan model-model ini akhirnya menghilangkan tanda yang bisa membantu kita suatu hari mencari tahu apakah wormhole sebenarnya ada atau tidak.
(Baca juga: Lubang Hitam dan Angin Bintang ini Tutup Pembentukan Bintang di Galaksi)
Meski begitu, fisikawan John Friedman dari Univeristy of Wisconsin-Milwaukee, yang tidak terlibat dalam penelitian ini meragukan jika lubang cacing sebenarnya ada.
Penulis | : | |
Editor | : | hera sasmita |
KOMENTAR