Nationalgeographic.co.id - Bukti perkawilan silang antarspesies hewan unta ditemukan pada dekorasi di Kuil Allat, Hatra, Irak. Awalnya, para arkeolog tengah melakukan restorasi kuil dan melihat sesuatu yang tidak terduga di atas pintu kuil.
Karya seni berupa potongan batu horizontal menunjukkan unta hibrida yang dihasilkan dari persilangan antara Camelus bactrianus dan Camelus dromedarius. Dilansir dari CNN, penggambaran unta-unta ini telah membantu para peneliti mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang Hatra kuno.
Diketahui Hatra kuno merupakan kerajaan kecil tetangga kekaisaran Romawi dan Parthia. Karya seni ini juga menambah bukti yang dimiliki para peneliti tentang kapan dan di mana unta hibrida dibiakkan.
Sebelumnya, para peneliti meyakini bahwa berbagai jenis unta dikawinsilangkan terutama di kerajaan yang luas. Temuan terbaru menunjukkan praktik tersebut semakin meluas.
“Gambar itu tampaknya mengungkapkan pesan yang tepat (tentang) keterlibatan langsung raja dalam penggembalaan unta, manajemen, dan praktik hibridisasi,” kata Massimo Vidale, seorang profesor di Università degli Studi di Padova, Italia.
Para ahli percaya, karya seni itu ditambahkan ke kuil selama renovasi yang dilakukan oleh Raha Sanatruq I dan putranya, Abdsamiya, pada tahun 168 M. Selama waktu inilah para bangsawan mendedikasikan kembali kuil itu untuk Dewi Allat.
Baca Juga: Gobekli Tepe, Kuil Tertua di Dunia yang Jadi Daya Tarik Wisata Turki
Penelitian terdahulu pada dekorasi batu menunjukkan bahwa karya seni ini menggambarkan delapan dromedari dengan dua unta baktria di tengahnya. Dromedari adalah unta Arab yang memiliki satu punuk. Hewan ini sangat ideal untuk berkuda maupun balapan.
Sebaliknya, unta baktria berasal dari Asia Tengah yang memiliki dua punuk. Hewan ini dapat bertahan di ketinggian, suhu dingin, bahkan kekeringan. Ketika Vidale dan rekan-rekannya melihat lebih dekat pada karya seni itu mereka memperhatikan bagian wajah dan bulu dari unta baktria itu sebenarnya lebih mirip persilangan antara unta baktria dan dromedari.
Ciri yang telah diamati pada unta hibrida ini adalah hanya ada sedikit lekukan di antara dua punuh. Berdasarkan kerangka unta hibrida tertua yang ditemukan dari kekaisaran Romawi dan Parthia, orang-orang telah membiakkan unta sejak abad pertama Masehi.
Praktik peternakan mulai berlaku ribuan tahun lalu, karena mengarah pada hewan yang lebih kuat dan lebih tangguh. Unta hibrida dapat membawa dua kali lipat beban dromedari dan dua kali lipat dari apa yang dapat ditopang unta baktria.
Baca Juga: Ornamen Kulit Telur Burung Unta Singkap Jaringan Sosial Kuno di Afrika
Penelitian tentang penemuan ini telah dipublikasikan di laman Antiquity dengan judul "Iconographic evidence of hybridisation between Camelus bactrianus and Camelus dromedaries at second-century AD Hatra, Iraq" pada 26 Januari 2022.
Lebih lanjut, hewan unta kemungkinan besar dianggap sebagai hewan suci bagi Allat, patung dan dekorasi dinding lain di dalam kuil menunjukkan dewi mengendarai hewan ini. Kuil yang rumit akan terlihat oleh pengunjung religius ataupun anggota karavan dagang, bahkan mungkin menjadi tuan rumah pasar.
Vidale mengatakan pembangungan Kuil Allat tampaknya merupakan langkah berani oleh Raja Sanatruq I. Selain itu, menciptakan dan memiliki unta terbaik juga merupakan langkah politik karena menciptakan hubungan langsung antara raja dan hewan sakral dan membedakan kerajaan dari mengandalkan tetangganya yang kuat.
Kuil Allat yang terletak di Irak bagian utara ini bedasal dari abad kedua Masehi. Terletak di Kota Hatra, sebuah situs Warisan Dunia UNESCO. Dahulu tempat ini merupakan kota metropolitan yang luas dan berfungsi sebagai ibu kota Kerajaan Hatra. Sisa-sisa kota kuno ini dirusak oleh ekstremis agama antara tahun 2015 dan 2017. Sebelumnya, kuil juga telah diabaikan selama beberapa dekade.
Source | : | CNN |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR