Menurut catatan sejarah, Kaisar Konstantinus sangat percaya dengan mimpi itu dan yakin akan memenangkan pertempuran. Ia pun memerintahkan pasukannya untuk melukis semua perisai dengan simbol salib. Pertempuran pun berhasil dimenangkan dan Konstantinus mengambil alih kekuasaan Kekaisaran Romawi.
Ketika menang di Milvian Bridge, Konstantinus menghubungkan kemenangan itu dengan dewa orang-orang Kristen. Para sarjana modern masih memperdebatkan kisah tersebut. Mereka mempertanyakan apakah konversi Konstantinus itu tulus atau sebuah manuver politik.
Apa arti kemenangan ini bagi orang-orang Kristen? Mereka dianiaya selama berabad-abad oleh kaisar Romawi terdahulu. Pengikut Kristen bahkan dijadikan santapan singa di Colosseum. Berkat mimpi dan kemenangan Konstantinus, toleransi mulai diterapkan lewat Dekrit Milan.
Masa pemerintahan Kaisar Konstatinus merupakan zaman yang berbeda dalam sejarah kekaisaran. Ia membangun kekaisarannya di Bizantium dan diberi nama sesuai namanya: Kontantinopel. Kota ini dikenal juga dengan sebutan Roma Baru.
Sebelumnya, kota ini telah berada di bawah kendali Romawi selama lebih dari satu abad. Tetapi Konstantinus membangun kembali dan memperluasnya dalam skala yang monumental. Dia melipatgandakan ukuran kota yang ada.
Untuk mendorong pria berpangkat supaya pindah ke Konstantinopel bersama keluarganya, ia menawarkan roti gratis dan kewarganegaraan.
Sebuah istana besar dan aula legislatif yang megah menjadi simbol ibu kota baru. Gereja-gereja mulai menandai kaki langit. Orang Kristen dan orang dengan kepercayaan lain disambut dengan tangan terbuka.
Entah itu pertanda atau ramalan, tetapi berkat mimpi, Kaisar Konstantinus Agung berhasil merubah sejarah Romawi.
Baca Juga: Celana dan Sepatu Bot, Simbol Barbarisme di Zaman Romawi Kuno
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR