Nationalgeographic.co.id - Di negara Barat, hari Valentine dirayakan dengan menunjukkan rasa kasih sayang yang telah diterapkan berabad-abad lamanya. Hari kasih sayang ini bermula saat masa Romawi turut dalam sebuah perang di bawah Kaisar Claudius II (214-270 Masehi).
Claudius II menginginkan tentaranya kuat untuk turun berperang, sementara mereka terlalu terikat dengan istri dan kekasihnya. Sang kaisar pun segera melarang segala bentuk pernikahan dan pertunangan di Roma. Namun, Santo Valentine menentang kebijakan ini. Singkatnya, ia dipenjara dan dipancung pada 14 Februari 269 Masehi.
Pengorbanannya demi kasih sayang itu dikenang di kalangan kekristenan dan peradaban Barat, kemudian diadopsi oleh berbagai negara di dunia seiring waktu. Sebenarnya, untuk merayakan atau tidaknya hari Valentine adalah hak Anda, tetapi beberapa negara ini menjadikannya sebagai hal tabu bahkan ilegal.
Baca Juga: Mengenal Legenda Santo Valentine, Si 'Pelopor' Hari Kasih Sayang
Berikut adalah beberapa tempat yang melarang Hari Valentine, disadur dari National Geographic.
Selama beberapa dekade lamanya, tanggal 14 Februari adalah hari biasa yang tidak dirayakan untuk apa-apa di Arab Saudi. Negara ini melarang hari Valentine karena dinilai tidak patut dilakukan berdasarkan hukum Islam.
Meski demikian, mengutip Wall Street Journal beberapa orang merayakannya secara diam-diam untuk bertukar hadiah dan bunga. Mereka yang merayakannya akan ditangkap oleh polisi, dan pemilik toko dilarang lagi menjual barang-barang di hari Valentine.
Perubahan besar baru terjadi oleh Pangeran Mohammed bin Salman ketika mencopot sebuah departemen yang bertugas menegakkan norma agama secara ketat tahun 2016. Hal ini berimbas pada masyarakat Arab Saudi untuk menyambut Valentine dengan berbagi bunga dan hadiah yang sebelumnya harus dilakukan secara diam-diam.
Baca Juga: Tak Selalu Tentang Cinta, Berikut Kisah-kisah di Balik Hari Valentine
Kelompok ekstrem nasionalis Hindu berkali-kali telah memprotes perayaan Valentine dan mengancam yang merayakannya. Mereka bahkan tidak segan-segan menyerang, memotong rambut, atau menghitamkan wajah pasangan muda yang ketahuan merayakan Valetine.
Tak hanya itu, mengutip Times of India, sebuah kelompok politik sayap kanan Hindu tahun 2015 bahkan mengancam menikah paksa bagi masyarakat yang secara terang-terangan menyatakan cintanya di sosial media. Mereka juga mengancam nikah paksa dadakan bagi mereka yang ketahuan di depan umum merayakan Valentine.
Source | : | Wall Street Journal,times of india,India Today,National Geographic,BBC |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR