Ular Muncul Dari Laut Untuk Membunuh Laocoon
Ular bergerak melalui air, membungkuk dalam cincin raksasa. Begitu tiba di darat, mereka menyerang putra-putra pendeta. Meninggalkan orang mati, ular-ular itu, tanpa menyentuh siapa pun, merangkak ke kuil Athena, di mana mereka berbaring di kaki patung itu.
Trojans berdiri terkejut untuk waktu yang lama sampai seseorang berkata bahwa pendeta itu mendapatkan apa yang pantas dia dapatkan karena dia melemparkan tombak ke kuil dewi, dan dia menghukumnya. Trojans percaya bahwa kuda itu adalah hadiah dan menyeretnya ke gerbang kota.
Karena kejatuhan Troy sudah begitu dekat, dan Laocoon sudah mati, sekarang hanya Cassandra yang bisa memperingatkan warga Troy tentang bahaya yang mengerikan. Tapi, tidak ada seorang pun di kota yang ingin menyinggung dewi Athena, jadi kuda besar misterius itu diseret ke kota. Tak satu pun dari gerbang Troy cukup besar untuk masuk. Jadi mereka harus meruntuhkan sepotong tembok kota untuk memasukkan patung kayu ke dalamnya.
Pada malam hari, ketika warga Troy tertidur, tentara Yunani keluar dari Kuda Troya dan membunuh para penjaga di dinding. Mereka membuka gerbang Troy dan memberi sinyal kepada orang Yunani yang bersembunyi di dekatnya untuk menyerbu kota. Terjadi pertempuran besar, dan kota itu hancur. Trojan tidak dapat memenangkan perang ini.
Kisah dan Simbolisme Laocoon
Kisah Laocoon melambangkan tragis, tetapi pada saat yang sama, kematian heroik dari orang yang kuat, bijaksana yang sangat menentang takdir dari atas. Kedua ular itu terlalu penting karena mereka mewakili simbol yang sangat kompleks dan universal yang sangat terkait dengan nubuatan dan kebijaksanaan. Di Yunani, ular adalah hewan suci Athena. Selain itu, kita harus ingat gambar ular adalah simbol kematian. Dua ular memiliki simbolisme merujuk pada ular dunia Mesir, Apop, yang selalu memakan ekornya. Kuda Troya melambangkan kerahasiaan dan pengkhianatan, tetapi sayangnya, hanya pendeta Laocoon dan Cassandra yang dicurigai melakukan penipuan.
Baca Juga: Empusa, Iblis Wanita Penghisap Darah Manusia dalam Mitologi Yunani
Source | : | Ancient Pages |
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR