Nationalgeographic.co.id—6 Februari 1928, Anastasia Tschaikovsky, wanita yang mengaku sebagai putri bungsu Tsar Nicholas II, tiba di New York. Pada sebuah konferensi pers, ia menjelaskan tujuannya mengunjungi tempat itu yaitu untuk memperbaiki rahangnya.
“Rahang saya rusak karena tentara Bolshevik saat melarikan diri dari eksekusi di Ekaterinburg pada Juli 1918,” tuturnya. Di New York, Tschaikovsky disambut oleh Gleb Botkin. Ia adalah putra dari dokter keluarga Romanov. Ayahnya juga turut dieksekusi bersama tsar dan keluarganya.
Botkin memanggilnya "Yang Mulia". Tanpa ragu ia menyatakan bahwa Tschaikovsky adalah Grand Duchess Anastasia yang pernah bermain dengannya saat kecil.
Antara tahun 1918 dan 1928, lebih dari setengah lusin wanita mengaku sebagai putri tsar yang kabur dari eksekusi. Ini membuat para wartawan Amerika menjadi skeptis terhadap klaim Tschaikovsky.
Meski demikian, dia diperlakukan sebagai selebriti selama tinggal di New York. Tschaikovsky kerap mengadakan pesta bersama sosialita dan tinggal di hotel mewah yang layak untuk pewaris Romanov. Ia menggunakan nama Anna Anderson saat menginap di hotel, yang kemudian menjadi nama permanennya.
Desas-desus tentang putri yang berhasil kabur dari eksekusi
Setelah eksekusi bengis, Bolshevik melaporkan bahwa hanya Nicholas yang dieksekusi. Istri dan anak-anaknya dipindahkan ke lokasi yang aman. Belakangan, penyelidik Rusia melaporkan bahwa seluruh keluarga tewas dalam eksekusi.
Pada saat yang sama, desas-desus tentang Anastasia Romanov yang berhasil kabur menyebar ke seluruh Eropa. Tentu saja ini menarik banyak orang untuk mengaku sebagai seorang Romanov. Mereka berharap bisa mendapatkan kekayaan Romanov yang disimpan di bank-bank Eropa. Namun penipuan itu dapat dengan cepat terungkap.
Pada tahun 1920, seorang wanita muda yang melakukan percobaan bunuh diri ditarik dari Terusan Landwehr di Berlin. Menolak untuk memberi tahu pihak berwenang tentang identitasnya, ia pun dibawa ke suaka Dalldorf. Tinggal di sana tanpa nama sampai tahun 1922, wanita itu tiba-tiba mengumumkan bahwa ia adalah Grand Duchess Anastasia.
Pada saat itu, Eropa dipenuhi dengan orang-orang buangan Rusia yang melarikan diri dari Revolusi Bolshevik. Sejumlah tsar yang simpatik bergegas membantu wanita muda yang pandai berbicara dan cukup cantik ini. Sekilas, ia memang tampak seperti Anastasia yang hilang. Di tubuhnya terdapat bekas luka yang tidak sedap dipandang. Konon katanya, ini akibat dari pisau Bolshevik.
Namun bagaimana ia berhasil lolos dari eksekusi dan hidup? Seorang tentara Bolshevik menemukannya hidup kemudian membantunya. Ia akhirnya melarikan diri ke Barat dan mengaku sebagai Anastasia Tschaikovsky.
Selama beberapa tahun berikutnya, rombongan emigran Rusia tumbuh. Hubungan Tschaikovsky dengan Gleb Botkin menjadi sangat dekat. Selama waktu ini, banyak kerabat dan kenalan Romanov mewawancarainya. Sebagian besar dari mereka terkesan dengan kemiripannya dengan Anastasia. Ia juga memiliki pengetahuan tentang detail kehidupan keluarga Romanov.
Source | : | History.com |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR