Apa aturan perang untuk bom vakum?
Tidak ada undang-undang internasional yang secara khusus melarang penggunaannya, tetapi jika suatu negara menggunakannya untuk menargetkan penduduk sipil di daerah yang dibangun, sekolah atau rumah sakit, maka negara tersebut dapat dihukum karena kejahatan perang di bawah Konvensi Den Haag pada 1899 dan 1907.
Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional Karim Khan mengatakan pengadilannya akan menyelidiki kemungkinan kejahatan perang di Ukraina.
Di mana mereka telah digunakan sebelumnya?
Amunisi termobarik dapat ditelusuri kembali ke Perang Dunia Kedua, ketika mereka awalnya digunakan oleh tentara Jerman. Mereka tidak dikembangkan secara luas sampai tahun 1960-an, ketika AS menggunakannya di Vietnam.
AS juga menggunakannya pada 2001 untuk mencoba menghancurkan pasukan al-Qaeda yang bersembunyi di gua-gua pegunungan Tora Bora di Afghanistan.
Rusia menggunakannya dalam perangnya di Chechnya pada tahun 1999 dan dikutuk oleh Human Rights Watch karena melakukannya.
Senjata termobarik buatan Rusia dilaporkan digunakan dalam perang saudara Suriah oleh rezim Bashar al-Assad,
Amunisi yang berbahaya
Amnesty International mengatakan hukum humaniter internasional melarang penggunaan senjata sembarangan seperti munisi tandan. Meluncurkan serangan tanpa pandang bulu yang membunuh atau melukai warga sipil merupakan kejahatan perang. Dr. Marcus Hellyer, analis senior di Australian Strategic Policy Institute, mengatakan kepada The Guardian bahwa meskipun bom vakum tidak akan digunakan untuk menembus tank, mereka bisa menjadi senjata yang sangat merusak terhadap kompleks apartemen atau bangunan lain.
“Mereka tidak ilegal meskipun efeknya bisa sangat mengerikan, karena efeknya menciptakan ruang hampa dan menyedot udara keluar dari paru-paru pemain bertahan. Salah satu hal yang kami ketahui tentang taktik Rusia adalah mereka bersedia menghancurkan segalanya," tambah Dr. Hellyer.
Peneliti Ungkap Hubungan Tanaman dan Bahasa Abui yang Terancam Punah di Pulau Alor
Source | : | India Today,BBC |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR