Nationalgeographic.co.id—Bangkai kapal Endurance telah ditemukan kembali oleh para pencari menggunakan kendaraan bawah air otonom. Tenggelam pada 1915, Endurance digunakan selama ekspedisi Antarktika oleh penjelajah kutub Ernest Shackleton,
Kapal karam itu ditemukan di kedalaman 3.008 meter di bawah Laut Weddell Antarktika Barat, menurut Falklands Maritime Heritage Trust (FMHT).
"Ini adalah tonggak sejarah kutub," kata direktur ekspedisi pencarian Mensun Bound. "Kami diliputi oleh keberuntungan kami karena telah menemukan dan menangkap gambar Endurance."
Shackleton mencatat bahwa kapal itu dihancurkan oleh massa es laut di sekitarnya pada minggu-minggu terakhirnya. Inilah yang membuatnya terbalik dan kayunya meregang.
Tetapi bangkai kapal Endurance yang hampir ditemukan tampaknya sangat terpelihara dengan baik, terlepas dari bencana yang dialaminya.
"Ini adalah kapal karam kayu terbaik yang pernah saya lihat," ungkap Bound. Menurutnya, kapal ini masih tegak di dasar laut dan dalam kondisi yang cemerlang. “Anda bahkan dapat melihat nama 'Endurance' melengkung di buritan,” tambahnya.
Pencarian selama bertahun-tahun
Penemuan kembali adalah puncak pencarian bangkai kapal Endurance selama bertahun-tahun. Kapal ini menjadi terkenal karena foto-foto dramatis dari tenggelamnya dan perjalanan menakjubkan untuk bertahan hidup para awaknya.
Meski bangkai kapal itu terletak hanya beberapa ratus kilometer dari pantai Antarktika; wilayah ini sering tertutup es laut. Inilah yang membuat upaya pencarian sebelumnya terpaksa kembali.
Sebuah tim pencari di kapal penelitian kutub Afrika Selatan Agulhas II akhirnya menemukan bangkai kapal itu pada Sabtu (5 Maret). Secara kebetulan, bersamaan dengan peringatan seratus tahun wafatnya Ernest Shackleton pada 1922.
"Kami telah berhasil menyelesaikan pencarian kapal karam yang paling sulit di dunia. Berjuang melawan es laut yang terus berubah, badai salju, dan suhu yang turun hingga -18 C," kata pemimpin ekspedisi pencarian John Shears. Tim ini berhasil mencapai apa yang dikatakan banyak orang tidak mungkin.
Ditetapkan sebagai “Situs dan Monumen Bersejarah”
Bangkai kapal Endurance ditemukan oleh kendaraan bawah air hibrida Saab Sabertooth yang dikendalikan oleh operator di Agulhas II.
Setelah lebih dari dua minggu mencari di area pencarian yang telah ditentukan berdasarkan perbaikan sekstan asli Worsley, Agulhas II melihat bangkai kapal itu.
FMHT mencatat bahwa bangkai kapal itu dilindungi sebagai “Situs dan Monumen Bersejarah” di bawah Perjanjian Antarktika. Bangkai itu tidak akan disentuh atau diganggu dengan cara apa pun saat sedang disurvei oleh Agulhas II.
Ekspedisi Shackleton
Shackleton menggunakan Endurance pada ekspedisi ketiga dari empat ekspedisinya ke Antarktika.
Ia mengunjungi benua selatan yang membeku dua kali sebelumnya, dari tahun 1901 hingga 1903. Saat itu, Shackleton bergabung dengan penjelajah kutub Robert Falcon Scott. Kemudian dari 1907 hingga 1909, ketika timnya mencapai perkiraan lokasi Kutub Magnetik Selatan.
Sebuah tim yang dipimpin oleh penjelajah Norwegia Roald Amundsen adalah yang pertama mencapai Kutub Selatan geografis pada 14 Desember 1911. Hanya beberapa minggu sebelum tim yang dipimpin oleh Scott, yang berakhir dengan tragedi.
Baca Juga: Kisah Tragis Zaman VOC: Bangkai Kapal Batavia dan Kekejian Perompak
Baca Juga: Kisah Tragis Tenggelamnya Kapal Batavia: Gerbang Kastel nan Tak Sampai
Baca Juga: Bangkai-Bangkai Kapal Kepulauan Seribu, Dunia Lain yang Masyhur
Tujuan Shackleton pada 1915 adalah untuk menyelesaikan penyeberangan lengkap pertama benua Antarktika. Penyeberangan ini dilakukan dengan kereta luncur anjing dari Laut Weddell melalui Kutub Selatan ke Pulau Ross di Laut Ross. Jarak sekitar 2.900 kilometer.
Endurance dimaksudkan untuk mengantarkan Shackleton dan timnya ke pantai selatan Laut Weddell untuk ekspedisi darat. Tetapi kapal itu terperangkap dalam es laut yang tebal pada Oktober 1915. Para kru meninggalkannya dan memindahkan semua yang mereka bisa ke kamp di atas gumpalan es yang terapung.
Setelah Endurance tenggelam, Shackleton dan 27 anggota krunya berusaha mencapai daratan dengan kereta luncur anjing. Kemudian dengan sekoci yang berhasil diselamatkan dari kapal.
Pada April 1915, mereka mencapai Pulau Gajah di ujung utara Semenanjung Antarktika. Shackleton dan lima anggota awak kemudian berangkat dengan salah satu sekoci ke stasiun perburuan paus di pulau sub-Antarktika, Georgia Selatan. Mereka harus melalui badai dan lautan yang membeku,
Shackleton kembali ke Pulau Gajah dengan kapal penyelamat tak lama setelah itu. Dan luar biasa, semua 28 awaknya selamat dari pelayaran berbahaya itu.
Kini, setelah lebih dari satu abad tenggelam, Endurance, kapal legendaris itu pun berhasil ditemukan kembali.
Source | : | Live Science |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR