Sampai saat ini masih banyak masyarakat (terutama ilmuwan, mahasiswa, dan akademisi) Rusia di negara-negara Barat. Beberapa ilmuwan Barat menaruh perhatian pada nasib mereka akibat konflik politik ini.
Salah satunya seruan terbaru yang diterbitkan pada Kamis (24/03/2022) kemarin. Seruan itu ditulis oleh ahli astrofisika John Holdren, peneliti biologi molekuler Nina Fedoroff, profesor astrofisika Neal Lane, ahli biologi Nick Talbot, dan ahli biologi evolusioner Toby Spiribille.
Mereka mengajak agar para ilmuwan lainnya tidak mendiskriminasi ilmuwan Rusia atas konflik Rusia-Ukraina.
"Banyak dari mereka (akademisi dan mahasiswa Rusia) telah mengkritik pemerintah Rusia di media atau telah menandatangani pernyataan yang diedarkan secara luas oleh para akademisi dan intelektual Rusia yang mengecam invasi Rusia," tulis mereka.
Mereka menyerukan agar tidak boleh menyamakan masyarakat Rusia dengan pemimpin mereka. Pandangan kemanusiaan terhadap mereka juga harus dijaga, seperti jangan mendiskriminasi dan mengisolasi mereka.
Secara regulasi, mengingat beberapa bisa saja kehabisan masa visa dan paspor, negara-negara Barat untuk tidak memulangkan secara paksa.
"Kami sangat berharap bahwa semua keputusan masa depan tentang ilmuwan Rusia dan lembaga akademisi Rusia akan mencerminkan penilaian yang seimbang yang mempertimbangkan kemungkinan efektivitas tindakan yang sedang dipertimbangkan dalam menghukum atau menghalangi negara Rusia terhadap dampak merugikan yang tidak diinginkan pada kepentingan dan nilai-nilai Barat dan global," tutup Holdren dan rekan-rekan.
Source | : | Washington Post,New York Times,Science |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR