Raffles akhirnya tertarik dan meminta Tan Jin Sing pergi ke sana untuk membuktikan hal tersebut. Tan Jin Sing pergi berkuda bersama mandor yang ia ceritakan kepada Raffles, Rachmat.
Selain itu juga, Sir Stamford Raffles memerintahkan C. Mackenzie dan G. Baker untuk melakukan survei dan deskripsi atas kekunaan di Candi Prambanan antara tahun 1812-1816.
Hasil laporan dari Mackenzie dan Baker pada akhirnya dijadikan sebuah rujukan, yang di kemudian hari ditindaklanjuti oleh Crawfurd sebagai perintis penelitian arkeologis Candi Prambanan.
Di tahun 1885, untuk pertama kalinya ljzerman melakukan pembersihan dengan menebang semak belukar dan pepohonan yang menutupi reruntuhan serta membersihkan bilik-bilik candi dari reruntuhan.
Baca Juga: Catatan Ursula Suzanna tentang Candi Sewu Pascakecamuk Perang Jawa
Baca Juga: Bagaimana Suasana Tumbuhan Zaman Kerajaan? Relief Candi Merekamnya
Baca Juga: Borobudur, Jejak Persaudaraan Lintas Bangsa dalam Ekspresi Bermusik
Selanjutnya, pada 1889, Groneman juga melakukan pembersihan terhadap reruntuhan, namun sayangnya, pembersihan tersebut justru membuat kondisi candi semakin memburuk.
Tatkala membersihkan reruntuhan, Groneman tidak melakukannya secara sistematis, ia hanya menata potongan batu yang memiliki bentuk sama dan membuang batu-batu yang sekiranya 'tidak' penting ke sungai Opak.
Kembali dikenalnya Candi Prambanan setelah sekian lama tertutup pepohonan dan tanah seakan terbitnya peradaban Jawa Kuna yang telah lama menghilang. Selama kurun waktu 1920-an, ketika Candi Prambanan belum direncanakan untuk dipugar, tercatat sejumlah biro perjalanan wisata telah menawarkan candi ini sebagai tujuan kunjungan wisatawan Eropa.
Geliat pariwisata yang dicanangkan pemerintah Hindia-Belanda, lantas memulai industri pariwisata Candi Prambanan yang terus bertahan hingga hari ini.
Source | : | The History of Java (1817) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR