Pada anak perempuan, penggunaan media sosial antara usia 11 dan 13 tahun dikaitkan dengan penurunan kepuasan hidup satu tahun kemudian, sedangkan pada anak laki-laki hal ini terjadi antara usia 14 dan 15 tahun. Baik pada wanita maupun pria, penggunaan media sosial pada usia 19 tahun kembali dikaitkan dengan penurunan kepuasan hidup setahun kemudian.
Dari hasil penelitian tersebut, diketahui hubungan yang lebih rumit. Seperti dilaporkan sebelumnya dan dikonfirmasi oleh temuan saat ini, bahwa penggunaan media sosial tidak hanya berdampak negatif pada kesehatan mental, tetapi juga sebaliknya. Kemudian kepuasan hidup yang lebih rendah juga dapat mendorong peningkatan penggunaan media sosial.
Para peneliti ingin menunjukkan bahwa, sementara temuan mereka menunjukkan pada tingkat populasi bahwa ada hubungan antara penggunaan media sosial dan kesejahteraan yang lebih buruk, belum mungkin untuk memprediksi individu mana yang paling berisiko.
"Dengan temuan kami, daripada memperdebatkan apakah hubungan itu ada atau tidak, kami sekarang dapat fokus pada periode remaja kami di mana kami sekarang tahu bahwa kami mungkin paling berisiko dan menggunakan ini sebagai batu loncatan untuk mengeksplorasi beberapa pertanyaan yang sangat menarik," orben menjelaskan.
Oleh karena itu, katanya, mereka meminta perusahaan media sosial dan platform daring lainnya untuk berbuat lebih banyak untuk berbagi data mereka dengan ilmuwan independen. "Dan, jika mereka tidak mau, bagi pemerintah untuk menunjukkan bahwa mereka serius menangani bahaya daring dengan memperkenalkan undang-undang untuk memaksa perusahaan-perusahaan ini menjadi lebih terbuka," katanya.
Source | : | eurekalert,Nature Communications |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR