Baca Juga: Belati Besi dan Tengkorak Manusia Diduga darI Zaman Sangram Shah
Baca Juga: Penemuan Pot-pot Ini Mengungkap Detail Baru Tentang Proses Mumifikasi
Di Indonesia, temuan seperti itu berada di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang terdapat 21 temuan guci batu berasal dari peradaban megalitik. Sedangkan di Laos, jumlah sangat banyak tersebar sekitar 2.000 guci batu dengan ukuran beragam, yang telah diteliti para arkeolog sejak 2016 di provinsi Xieng Khoaung, dan telah terdaftar sebagai Warisan Dunia UNESCO.
Pada konteks guci batu di India, tim yang dipimpin Tilok Thakuria dari North Eastern Hill University, percaya bahwa benda ini digunakan untuk praktik kematian.
"Ada cerita dari orang Naga, kelompok etnis saat ini di timur laut India, menemukan guci Assam yang diisi dengan sisa-sisa kremasi, manik-manik, dan artefak material lainnya," Skopal menerangkan. Dugaan ini juga sesuai dengan konteks temuan situs guci di negara-negara lain, termasuk Laos yang berhubungan dengan ritual penguburan.
"Kami masih belum tahu siapa yang membuat guci raksasa atau di mana mereka tinggal. Ini semua sedikit misteri," lanjutnya. Sebab, mereka belum menemukan kelompok etnis mana pun yang ada di India yang berhubungan dengan guci untuk menjadi kunci warisan budayanya.
"Semakin lama kita menemukan mereka, semakin besar kemungkinan guci-guci itu akan dirusak, karena lebih banyak tumbuhan yang ditanam di daerah ini dan hutan ditebang."
Setelah survei dan pencatatan terhadap situs, para peneliti berharap pemerintah bisa bekerja sama dengan masyarakat setempat untuk melindungi dan memeliharanya agar tidak rusak.
Source | : | Science Alert |
Penulis | : | Afkar Aristoteles Mukhaer |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR