Baca Juga: LIPI Tawarkan Solusi untuk Masalah Limbah Masker Sekali Pakai
"Meskipun sederhana dalam prakteknya, tapi sejumlah besar air dibutuhkan untuk membuat tahu. Sekitar 33 liter atau 8 galon air dibutuhkan untuk setiap kilogram bubuk kacang kedelainya," Perry menjelaskan dalam laporannya.
Menyadari hal tersebut, para peneliti dari pemerintah Indonesia menemukan bahwa air limbah ini dapat diubah menjadi biogas. Hal itu bisa dilakukan jika jenis bakteri tertentu ditambahkan ke dalamnya. Sederhana memang, tapi setiap hari air buangan dari produksi tahu terus dihasilkan karena daerah Kalisari adalah penghasil tahu di Indonesia.
Selain menciptakan sumber energi hijau bagi penduduk setempat, menggunakan semua air limbah itu juga membantu lingkungan setempat untuk tetap bersih. Pembuat tahu di sana dapat menikmati energi sekaligus terbebas dari limbah tahu yang dapat berbau busuk.
"Ribuan liter air limbah yang dikeringkan dari tahu mentah pernah dipompa setiap hari dari pabrik di sekitar desa ke sungai terdekat, mengotori saluran air dan mencemari sawah di hilir," lapor Perry.
Tanpa semua air limbah tersebut, para petani telah melihat peningkatan hasil padi dan bau busuk yang menyertai produksi tahu telah meninggalkan daerah tersebut.Kalisari diharapkan menjadi desa hijau pertama di Indonesia, mengingat Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu negara dengan tingkat emisi yang tinggi.
Jika ini berhasil dan berkelanjutan, menurut Perry, itu dapat mengubah cara orang mendapatkan energi yang dibutuhkan di Indonesia. Dan ketika ini berhasil, tidak ada alasan mengapa program serupa tidak dapat menjangkau seluruh wilayah, secara dramatis mengubah cara orang mendapatkan energi yang mereka butuhkan untuk menjalani kehidupan mereka.
Source | : | AFP |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR