Nationalgeographic.co.id—Di banyak negara, tahu atau disebut juga tofu dalam bahasa Inggris dikenal sebagai makanan yang lezat, biasanya menjadi camilan favorit. Tapi di Indonesia, tahu bukanlah makanan yang spesial, apalagi hanya dijadikan camilan semata. Tahu menjadi sumber protein utama dan bahkan ada banyak orang yang bergantung dan menjadikan tahu sebagai penghidupan utama.
Jika di luar sana tahu menjadi makanan yang tidak mudah untuk ditemukan, di Indonesia dapat kita jumpai di banyak tempat. Di pasar-pasar, toko-toko, pedagang kecil bahkan hingga mereka yang memproduksi tahu. Terlepas dari begitu 'biasanya' tahu di Indonesia, tapi ternyata ada satu hal tentang tahu yang belakangan menjadi begitu menarik bagi dunia, tahu dapat menjadi sumber energi bersih.
Nick Perry, jurnalis AFP (Kantor Berita Prancis) pernah melaporkan kondisi penduduk lokal yang tinggal di Kalisari, Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah. Laporan tersebut telah menarik perhatian dunia dan bahkan dikutip dan dibagikan oleh banyak media di banyak negara.
Perry mengatakan, penduduk di Kalisari telah beradaptasi cepat dengan program yang dikelola pemerintah untuk mengubah air limbah produksi tahu menjadi biogas yang dapat dipompa langsung ke rumah-rumah. Sehingga nantinya air limbah produksi tidak lagi menjadi limbah dan berubah menjadi energi hijau sekaligus membersihkan lingkungan.
Hal itu tentu menjadi solusi di daerah terpencil di Indonesia. Jika selama ini sumber energi untuk masak atau penerangan menggunakan kayu bakar dan gas subsidi yang distribusinya seringkali terlambat, maka pengolahan limbah tahu menjadi energi tersebut pastilah solusi yang hebat.
Tahu seperti kita yang kita tahu, telah dibuat dengan cara yang sama dari generasi ke generasi. Meski prosesnya cukup sederhana tapi memakan waktu dan membutuhkan banyak air.
Diawali dengan merendam dan menggiling kedelai untuk memisahkan susu kedelai dari bubur kedelai. Langkah itu memakan waktu paling lama karena kacang harus direndam selama berjam-jam.
Setelah terpisah melalui penyaringan, protein dan minyak dipisahkan dari susu kedelai. Bahan kimia koagulan atau zat yang berfungsi untuk menggumpalkan, ditambahkan untuk menguatkannya. Setelah terbentuk, maka tahu siap dipotong. Pada dasarnya tahu adalah susu kedelai yang menggumpal.
Baca Juga: Pemanfaatan Limbah, Upaya Menyelamatkan Kehidupan Bumi dari Kehancuran
Baca Juga: Masih Mengandung Limbah Nuklir, Apa yang Terjadi Jika Chernobyl Dibom?
Baca Juga: Bagaimana Cara Limbah Kopi Menumbuhkan Kembali Hutan Hujan Kosta Rika?
Source | : | AFP |
Penulis | : | Ricky Jenihansen |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR