Nationalgeographic.co.id—Ribuan tahun berlalu, namun letusan Gunung Vesuvius masih menarik untuk diteliti.
Sebuah tim peneliti mengajukan teori "penguapan cairan tubuh mendadak" untuk penyebab kematian para korban. Ya, itu sama mengerikannya dengan kedengarannya. Sulit membayangkan cara yang lebih mengerikan daripada kematian akibat gunung berapi.
Sekelompok peneliti dari Rumah Sakit Universitas Frederico II di Naples menerbitkan hasil penelitiannya di PLOS One. Mereka mengungkapkan bahwa panas ekstrem menyebabkan darah korban mendidih sehingga otaknya meledak.
Pada tahun 79 M ketika Vesuvius meletus, gunung ini mengeluarkan abu vulkanik, gas, dan bebatuan sejauh hampir 33,6 km. Tidak hanya itu, lahar cair tercurah selama 2 hari.
Terlambat mengungsi dan menemui ajal yang mengerikan
Penduduk yang tinggal di kota-kota sekitarnya seperti Oplontis, Pompeii, dan Herculaneum dan tidak mengungsi tepat waktu, semuanya menemui ajal yang mengerikan. Bahkan beberapa kematian mungkin lebih mengerikan daripada yang lainnya.
Di kota Herculaneum terletak hanya 6,4 km dari mulut gunung berapi. Sekitar 300 orang berlindung di 12 ruang tepi laut di sepanjang pantai kota. Mereka semua binasa begitu gunung berapi Meletus. Bahkan setelah mati pun, korban ini terperangkap selama ribuan tahun sebelum tim ekskavator menemukan mereka terkubur tahun 1980-an.
Oksidasi besi tercipta saat darah menguap
Untuk laporan baru, tim mempelajari sisa-sisa kerangka beberapa korban di dalam ruangan-ruangan ini. Ketika pertama kali mulai menganalisis sisa-sisa, residu merah dan hitam misterius ditemukan. Residu ini menutupi tulang, di dalam tengkorak, dan di sekitar tempat tidur abu tempat para korban ditemukan.
Beberapa tes dilakukan pada residu dan ditemukan bahwa residu itu mengandung jejak besi dan oksida besi, yang tercipta saat darah menguap.
Baca Juga: Saking Panasnya, Letusan Vesuvius Ubah Otak Seorang Pria Jadi 'Kaca'
Source | : | allthatsinteresting |
Penulis | : | Sysilia Tanhati |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR