Dalam mimpinya itu, Dipanagara dijemput oleh seseorang berpakaian haji dan mimpi itu diperkirakan terjadi pada malam ke-21 Ramadhan atau malam slikur.
"Malam slikur memang dirayakan secara istimewa di Jawa karena berkaitan dengan malam kemuliaan kitab suci Al Qur'an yang diturunkan Jibril kepada Nabi Muhammad SAW," sambung Norbertus Gilang.
Satu lagi penampakan yang semakin meyakinkan Dipanagara adalah kemunculan wali wudhar dalam mimpi Dipanagara. Wali wudhar adalah para wali yang menyampaikan amanah dari Allah SWT.
Para wali wudhar itu mengajak Dipanagara untuk bergabung, menjadi wali kesembilan yang telah Allah percayakan kepada Diponegoro sebagai juru selamat di antara penderitaan rakyat.
Berdasar tabir mimpi-mimpi inilah, dia lekas bangun dan meyakinkan dirinya untuk memimpin perang terbesar sepanjang sejarah Jawa yang dimulai pada Juli 1825.
Source | : | Repository USD,Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855) |
Penulis | : | Galih Pranata |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR