Nationalgeographic.co.id - Hari Orang Mati mungkin terdengar seperti urusan yang serius, tetapi di Meksiko adalah peringatan meriah untuk orang yang telah meninggal. Perayaan yang sekarang disebut orang Meksiko Día de Muertos merupakan perayaan nasional, yang meliputi parade besar-besaran di Kota Meksiko, biasanya dimulai pada malam 31 Oktober dengan keluarga duduk berjaga di kuburan.
Tradisi Meksiko menyatakan bahwa pada tanggal 1 dan 2 November, orang mati dibangkitkan untuk berhubungan kembali dan merayakan dengan keluarga dan teman mereka yang masih hidup.
Mengingat waktunya, mungkin tergoda untuk menyamakan Hari Orang Mati dengan Halloween, liburan bertema hantu di AS. Akan tetapi kedua hari raya itu mengungkapkan keyakinan yang berbeda secara fundamental. Sementara Halloween berasal dari tradisi pagan dan Kristen, Hari Orang Mati memiliki akar adat sebagai perayaan dewi kematian Aztec.
Mictēcacihuātl, Dewi Kematian
Hari Orang Mati dapat ditelusuri kembali ke penduduk asli Meksiko tengah dan selatan. Ketika Spanyol tiba di Meksiko tengah 500 tahun yang lalu, wilayah itu memiliki jutaan penduduk asli.
Para penakluk sebagian besar mencirikan mereka sebagai Aztec karena, pada saat itu, mereka bersatu di bawah Kekaisaran Aztec yang luas.
Menurut catatan masa kolonial, Kekaisaran Aztec terbentuk pada 1427 M, hanya sekitar satu abad sebelum kedatangan Spanyol. Bagaimanapun, pada saat penjajah Spanyol menyerbu pada tahun 1519, suku Aztec mengenali jajaran dewa yang luas, termasuk dewi kematian dan dunia bawah bernama Mictēcacihuātl. Dia dirayakan sepanjang bulan kesembilan dari kalender Aztec, bulan 20 hari yang kira-kira berhubungan dengan akhir Juli dan awal Agustus.
Mitologi Aztec menceritakan bahwa Mictēcacihuātl dikorbankan sebagai bayi dan secara ajaib tumbuh dewasa di dunia bawah, di mana dia menikah. Dengan suaminya, dia memimpin dunia bawah.
Mictēcacihuātl—yang sering digambarkan dengan kulit terkelupas dan rahang kerangka yang menganga—dikaitkan dengan kematian dan kebangkitan. Menurut salah satu mitos, Mictēcacihuātl dan suaminya mengumpulkan tulang-tulang agar dapat dikembalikan ke negeri orang hidup dan dipulihkan oleh para dewa.
Memadukan Budaya
Penjajah Spanyol di Meksiko beragama Katolik, dan mereka bekerja keras untuk menginjili penduduk asli. Untuk menghilangkan kepercayaan pribumi yang masih ada, mereka menghancurkan kuil-kuil keagamaan, membakar berhala-berhala pribumi, dan menghancurkan buku-buku Aztec .
Penulis | : | Hanny Nur Fadhilah |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR