Nationalgeographic.co.id—Para ilmuwan sudah mengetahui bahwa asteroid berukuran raksasa Yucatan menghantam bumi 66 juta tahun yang lalu pada akhir Periode Kapur. Peristiwa ini menyebabkan sebagian besar spesies dinosaurus punah. Perubahan iklim yang tiba-tiba telah menyertai tabrakan astronomi yang membawa bencana. Hal inilah yang membuat bumi tidak layak huni bagi dinosaurus, yang menyebabkan hilangnya secara total makhluk-makhluk yang telah menjelajahi bumi selama lebih dari 100 juta tahun.
Dinosaurus ini hidup di tempat yang sekarang dikenal sebagai Amerika. Lokasinya masih berada dalam jangkauan zona dampak serangan Chicxulub, sekitar Teluk Meksiko di lepas pantai utara Semenanjung Yucatan.
Makhluk malang ini mati segera setelah dampak asteroid Yucatan yang menghancurkan bumi. Ia tidak mampu menahan kekuatan destruktif yang tak terbayangkan.
Sekarang, untuk pertama kalinya, ahli paleontologi telah menemukan sisa-sisa fosil dari salah satu dinosaurus yang terbunuh oleh efek fisik langsung dari asteroid Yucatan, satu-satunya peristiwa paling merusak dalam sejarah bumi.
Potongan Kaki Dinosaurus
Saat menggali di situs fosil Tanis di negara bagian Dakota utara, yang dikenal sebagai Formasi Hell Creek, tim penjelajah menemukan kaki fosil Thescelosaurus, kadal kecil-seperti herbivora dari Zaman Kapur. Mereka bekerja di bawah arahan ahli paleontologi Universitas Manchester Robert DePalma.
Hebatnya, kaki itu utuh dan masih ditutupi oleh kulit yang membatu. Temuan ini menunjukkan bahwa kekuatan apa pun yang telah menyisakan kaki itu sangat kuat dan terkonsentrasi.
"Ini terlihat seperti hewan yang kakinya dicabut dengan sangat cepat," kata Profesor Paul Barrett dari Natural History Museum di London, dilansir dari Daily Mail . “Tidak ada bukti pada kaki yang sakit, tidak ada patologi yang jelas, tidak ada bekas kaki yang tergores, seperti bekas gigitan atau bagian yang hilang.”
Formasi Hell Creek , dan situs fosil Tanis yang dikandungnya, tercipta setelah serangan asteroid Chicxulub, 66 juta tahun yang lalu. Asteroid Yucatan menciptakan benturan dengan lebar 150 kilometer. Tabrakan dengan bumi mengirimkan gema pemusnah massal yang memancar ke segala arah dari titik nol. Amerika Utara dilanda gelombang seismik yang setara dengan yang dihasilkan dalam gempa bumi berkekuatan 11 M. Segerasetelah itu oleh gelombang daratan yang sangat kuat, tsunami paling parah yang penah terjadi di bumi.
Thescelosaurus tampaknya terbunuh secara tiba-tiba dan sangat kejam, meskipun titik tumbukan asteroid itu sekitar 3.000 kilometer jauhnya. Menempatkan semua bagian bersama-sama, tampak jelas bahwa Thescelosaurus adalah korban awal dan langsung dari asteroid Yucatan , yang pada akhirnya membunuh tidak hanya dinosaurus tetapi hingga 75 persen spesies hewan yang hidup di planet ini pada waktu itu.
Penemuan kaki dinosaurus yang terputus merupakan terobosan, kata ahli paleontologi, karena tidak ada fosil dinosaurus lain yang pernah dikaitkan langsung dengan peristiwa malapetaka terbesar dalam sejarah bumi.
"Ini adalah hal paling luar biasa yang mungkin bisa kami bayangkan di sini, skenario kasus terbaik, satu hal yang selalu ingin kami temukan di situs ini dan di sini kami mendapatkannya," kata Robert DePalma dilansir dari BBC . "Di sini kita memiliki makhluk yang terkubur pada hari tabrakan asterois—kita belum tahu pada saat itu apakah makhluk itu mati selama tumbukan, tetapi sekarang sepertinya memang demikian."
Para ahli paleontologi telah mampu merekonstruksi apa yang terjadi di Formasi Hells Creek setelah asteroid Yucatan menghantam. Setelah serangan asteroid, naiknya permukaan laut dan tsunami telah menciptakan pendalaman laut di utara. Proses yang menciptakan laut ini juga akan melahirkan setidaknya dua gelombang besar yang menjulang tinggi dan bergerak begitu jauh ke daratan. Situasi ini mencapai apa yang sekarang disebut daratan Dakota utara. Gelombang besar ini menyapu situs Tanis, dan akhirnya menutupi hewan-hewan yang mati di sana dengan sedimen setinggi 1,8 meter.
Baca Juga: Bagaimana Kecoak Bertahan Hidup dari Asteroid Pembunuh Dinosaurus?
Baca Juga: Mamalia Seukuran Kucing ini Hidup Setelah Kepunahan Dinosaurus
Baca Juga: Dinosaurus Punah Akibat Serbuan Gas Belerang Setelah Tabrakan Asteroid
Baca Juga: Tumbukan yang Memusnahkan Dinosaurus Terjadi Saat Musim Semi di Utara
Antara gelombang pertama dan kedua ini, manik-manik kaca yang disebut tektites akan turun dari langit seperti rudal balistik kecil, mencapai kecepatan lebih dari 320 kilometer per jam. Ada kemungkinan salah satu dari pecahan kaca kecil tapi mematikan ini mengenai Thescelosaurus yang bernasib buruk dengan kekuatan yang cukup untuk memotong kakinya dan membunuhnya, meskipun ini hanya satu penjelasan yang mungkin untuk kematian makhluk itu.
Menariknya, lapisan sedimen di situs Tanis akhirnya berubah menjadi jenis tanah liat yang kaya iridium. Zat ini langka di bumi, tetapi asteroid dan meteor memilikinya dalam jumlah yang melimpah.
Hari Terakhir Dinosaurus, Terungkap dalam Detail yang Menakutkan
Kisah menakjubkan dari situs Tanis akan diperkenalkan ke publik Inggris pada 15 April, ketika BBC One menyiarkan film dokumenter baru berjudul "Dinosaurs: The Final Day with David Attenborough."
Film dokumenter ini dibuat selama tiga tahun, dan ketika narasinya terungkap, Sir David Attenborough akan memperkenalkan kepada pemirsa banyak temuan fosil yang telah digali di Formasi Hell Creek sejak situs itu ditemukan pada 2008. "Banyak detail dengan situs ini yang memberi tahu kami apa yang terjadi dari waktu ke waktu, hampir seperti menontonnya diputar di film," jelas DePalma. "Anda melihat kolom batu, Anda melihat fosil di sana, dan itu membawa Anda kembali ke hari itu."
DePalma dan ahli paleontologi lain yang terlibat dalam penelitian di situs Tanis belum menyerahkan temuan terbaru mereka untuk tinjauan sejawat dan penerbitan. Namun demikian, mereka memilih untuk mengungkapkan apa yang mereka temukan sekarang, demi membantu membangkitkan lebih banyak minat pada film dokumenter yang akan datang.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Source | : | ancient origins |
Penulis | : | Agnes Angelros Nevio |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR