Lebih lanjut, makam kapal atau kuburan perahu dikaitkan dengan zaman besi akhir, yang mana berakhir pada 800 M di Skandinavia serta zaman Viking dari 793 hingga 1066 M. NIKU mengatakan kapal-kapal besar ini menggambarkan beberapa makam Viking yang paling lengkap peralatannya dan merupakan cagar budaya yang paling elit di sebuah komunitas. Kuburan perahu mewakili kebiasaan penguburan khusus di banyak pemukiman pesisir. Baik di dalam maupun di luar perbatasan Norwegia.
Baca Juga: Peneliti Ungkap Penyebab Viking Hilang secara Misterius dari Greenland
Baca Juga: Peneliti Ungkap Penyebab Viking Hilang secara Misterius dari Greenland
Baca Juga: Temuan Anting Emas Diduga Hadiah Kaisar Bizantium Kepada Suku Viking
Baca Juga: Badai Matahari Ungkap Bangsa Viking Sudah di Amerika Sebelum Columbus
Diketahui, dalam sejarah Eropa era Viking berlangsung dari sekitar tahun 700 hingga 1100 M. Selama periode ini banyak orang-orang Viking yang meninggalkan tanah air mereka di Skandinavia. Mereka melakukan perjalanan dengan kapal panjang ke negara lain, seperti Inggris dan Irlandia.
Melansir dari History, ada dua cara yang kerap dilakukan oleh orang Viking dalam hal pemakaman, dikremasi atau dikubur. Kremasi sangat umum di kalangan Viking paling awal yang sangat pagan dan percaya asap api akan membantu membawa almarhum ke alam baka mereka. Setelah dikremasi, jenazah juga bisa dikubur, biasanya dalam guci.
Untuk jenazah dan jenazah yang dikremasi, lokasi pemakaman sangat beragam. Mulai dari makam digali secara dangkal, sering digunakan untuk wanita dan anak-anak, hingga gundukan pemakaman yang dapat menampung banyak jenazah.
Dalam mitologi Nordik, perahu melambangkan perjalanan yang aman ke alam baka seperti perahu membantu perjalanan mereka dalam kehidupan. Jadi, mereka memainkan peran penting dalam upacara pemakaman.
Beberapa gundukan kuburan dibangun menyerupai perahu, dengan batu yang digunakan untuk menguraikan bentuk perahu. Untuk orang-orang Norsemen berpangkat tinggi lainnya, mereka dikuburkan dengan perahu mereka yang sebenarnya.
Source | : | History,Daily Mail |
Penulis | : | Maria Gabrielle |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR